Laman

Senin, 19 November 2012

Kemanusiaan Yang Setara Di Tanah Palestina Dan Israel

Laa Ilaahaillalah...Muhammadarasulullah....Allahu Akbar...!
(sayup-sayup bergetar diantara puing dan reruntuhan beton yang hancur....)

Sekelumit narasi diatas begitu memilukan bagi segenap insan yang mengerti bagaimana kepedihan yang dirasakan oleh para Korban Peperangan di tanah Palestina dan Israel, yang kini tergolek tak berdaya. Nilai-nilai kemanusiaan seakan tak pernah hadir dalam hati setiap insan manusia yang sudah dirasuki "kekuasaan", "ketamakan","kebencian","dendam" dan penderitaan lainnya.

Ya...peperangan akan terus menggambarkan penderitaan yang begitu memilukan bagi siapapun yang mengalaminya. Senjata pembunuh itu seakan tak pernah memiliki empati, simpati thdp siapapun dan apapun. Senjata akan melaksanakan perintah Tuannya untuk segera "hancurkan" target dan tujuan yang sudah "locked".

Peperangan yang disiasati sebagai cara terakhir untuk menguasai apapun yang kita inginkan adalah pilihan politik paling bengis. Dunia ini sudah kenyang dengan kerusakan yang diakibatkan oleh peprangan, sejak Perang berdasarkan Theologi, ataupun kekuasaan kerajaan, sampai peperangan imperialisme Perang Dunia I dan II.

Peperangan yang sudah berabad-abad yang sampai kini terus berlangsung adalah Politik Perang berdasarkan Konflik Wilayah yang didiami 2 Bangsa yaitu Israel dan Palestina. Ada "pendapat" yang mengatakan bahwa Abadinya Perselisihan antara Israel dan Palestina adalah hal yang sudah digariskan Tuhan. Oh..my God.. suatu pendapat yg melegalkan peperangan dengan kekerasan.

Banyak Literatur yang sudah diterbitkan baik berupa History Of Israel,Palestine Conflict. Atau analisa lain yang merupakan patron politik kedua pimpinan bangsa tersebut.
Namun mahzab Geopolitik yang berkembang saat ini Israel dipersalahkan karena "mencaplok" hampir keseluruhan wilayah Bangsa Palestina. Namun Israel berkeyakinan bahwa Tanah yang mereka diami adalah murni wilayahnya tanpa mengenal Palestina sebagai sebuah komunitas Negara.

Konteks pemahaman bertolak belakang ini akhirnya mejadikan konflik komunal yang begitu kompleks, bahka dibumbui dengan isue terjadinya kejahatan "Genosida" pada kedua belah pihak. Pimpinan Palestina yang begitu kharismatik adalah Pemipin Rakyat Perlawanan Palestina (PLO) Yasser Arafat berhasil mengkomunikasikan dengan rivalnya yaitu Bangsa Israel. Sikap Korporasi Arafat ternyata mendapat tentangan dari kelompok radikal HAMAS. Dimana tokoh-tokoh HAMAS adalah para pejuang bersama Arafat, namun karena perbedaan pandangan Politik mereka mendirikan HAMAS.

Usaha HAMAS berhasil ketika Arafat wafat di Perancis krn penyakiit yang hingga kini masih rumor penyebab kematiannya. HAMAS hadir dengan berbagai ide, visi, dan tujuan yang ingin memerdekakan Bangsa Palestina dan menyingkirkan bahkan menghilangkan bangsa Israel dari tanah Palestina.

Sikap keras HAMAS ini sangat bertolak belakang dengan sikap politik Yasser Arafat yang ketika itu banyak dipuji para pemimpin dunia termasuk Liga Arab, karena berhasil memerdekakan bangsa Palestina dan ciptakan kedamaian di tanah Palestina. Namun usaha Arafat sangat ditentang kelompok HAMAS yang begitu keras dan gigih bahwa" MERDEKA TANPA ADA BANGSA DAN MANUSIA ISRAEL DITANAH PALESTINA." Sikap inilah yang membuat Israel makin menggebu untuk angkat senjata untuk memerangi bangsa Palestina Pimpinan HAMAS.

Tanah Palestina akhirnya menjadi Hancur lebur dan korban meninggal sia-sia tak terelakan. Namun sikap HAMAS tak pernah mengendur, bahkan melalui pimpinannya Mahmoud Abbas menyerukan Jihad atas nama Agama dan kedaulatan. Lagi-lagi rakyat Palestina menjadi Mayat.
Sikap HAMAS ini memang sangat tak bisa di"bujuk", Israel yang dipimpin keras pula Benjamin Netanyahu dan PM Ehud Barak dari Partai Likud sangat ingin pula melawan bahkan menghabisi bangsa Palestina.

Pemimpin yang selalu mendahulukan peperangan sebagai panglima Politik negerinya maka sangat mungkin rakyat yang akan menjadi korban, wilayah hancur, penderitaan akan datang dengan segera.
Konflik nya kini bergeser, Palestina terus menerus mengkhabarkan korban-korban perang mereka kepada dunia khususnya dunia Islam dan Muslim dimanapun berada. Tak sadar HAMAS sudah mengeksploitasi korban untuk membenarkan sikap kerasnya menentang "penjajahan" Israel.

Israel sendiri pun mendapat tentangan di negerinya ataupun kalangan dunia manapun. Yang menarik ternyata para Jewish (umat Yahudi) di AS menyerukan penghentian Invasi Militer Israel ke GAZA Palestina. Mereka beranggapan invasi tersebut hanya menuai protes keras dari Bangsa  dunia lain yang menghormati sisi nilai kemanusiaan yang terabaikan.

Kini jalan satu-satunya adalah menghentikan sikap egois kedua belah pihak. melihat banayaknya korban perang terutama di Palestina, HAMAS sebagai pimpinan bangsa Palestina harus segera laksanakan Gencatan Senjata. Karena Gencatan Senjata bukan "kekalahan" yang menodai kedaulatan, justru akan meningkatkan simpati dunia.

Peperangan merupakan penindasan terhadap semua nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi dalam perjanjian PBB. (HUMAN RIGHT COMISSION). Konflik wilayah jika tak segera dirundingkan dengan satu narasi slah satu pihak dapat menghormati dan mengintegrasikan pada narasi yang lain maka akan tercapai suatu fase kedamaian yang di cita-citakan.

Kemerdekaan Bangsa Palsetina harus segera diberikan dan Israel tetap berdaulat sebagai bangsa. Ini solusi yang terbaik. Mengenai batas wilayah bisa dirundingkan lebih lanjut, namun jika keduanya bersikeras dengan narasi masing2 maka kesepakatan damai dan membentuk sebuah negara yang berdaulat akan sia-sia.

Nilai kemanusiaan yang mulai hilang, rasa cinta damai yang tak kunjung ada, merupakan obyek yang mudah dijadikan sebagai lahan provokasi kebencian dan kehinaan diantara keduanya.
Faktor pemimpin kedua bangsa juga sangat berpengaruh bahwa sikap keras keduanya akan memicu eskalasi ketegangan begitu abadi.

Masyarakat Israel dan Kaum Jewish sudah memimpikan perdamaian ditanah mereka, mereka ingin menikmati hidup dengan sempurna. Dan itu hanya akan tercipta jika keduanya mendukung Nilai Kemanusiaan sebagai landasan utama untuk menyelesaikan masalah yang begitu rumit.
Mengapa manusia disana begitu sombong sehingga sulit mengenali sifat Alllah SWT dan Tuhan yang begitu Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Peperangan tak akan mengakhiri konflik, malah akan terus menyimpan dendam yang abadi. Amarah akan selalu tumbuh, logika berpikir untuk saling menghormati akan HILANG. Manusia disana akan menjadi Pembunuh, pembunuh, dan pembunuh.

Kedamaian untuk Nilai Kemanusiaan yang setara harus hadir di tanah Palestina dan Israel. No one want to be killed, we must to do the right thing's on  our mind. Create your Peacefully in your life. Nobody want to heart the other.

Laa illahaillah..Muhammadarasulullah....

Senin, 05 November 2012

PERSIB di hati bukan di KPSI

"PERSIB nu aink....PERSIB nu aink....!"
(Teriakan para Bobotoh membahana diseantero Stadion Siliwangi Bandung)

Ligina I (Liga Indonesia 1) Gelaran Kompetisi bergengsi di tanah air yang menggantikan Gelaran Sepak Bola Divisi Utama PSSI kala itu, itu sekitar Tahun 90-an.

Panitia Pelaksana Gelaran Hajat itu adalah Mayor Jenderal TNI Agum Gumelar. Orang sunda dan berasal dari tanah sunda. Kala itu PERSIB Bandung menjuarai Turnamen Sepakbola Bergengsi di Tanah Air. Itu Gelaran akbar Sepakbola Nasional.

Seluruh Masyarakat di tataran tanah Sunda bersuka cita, yaaa PERSIB Bandung sudah menjadi ikon kebesaran sepakbola masyarakat Jawa Barat. Gelar Bergengsi dimana itu adalah Turnamen yang diikuti seluruh Klub Sepakbola di Indonesia.

Saya ketika itu sangat berapi-api menyemangati Tim kesayangan yaitu PERSIB Bandung. Sangat elegan, gagah dan berbangga hati.

Kini PERSIB Bandung masuk dalam masa kategori kembang kempis, miskin gelar. Turnamen Profesional di Tanah Air yaitu Liga Super Indonesia, PERSIB seakan hanya mampu berpredikat Tim papan atas tanpa gelar.

Ini merupakan fenomena tersendiri, dimana PERSIB adalah Klub Besar dengan segudang Prestasi dimasa yang dulu ( duluuuuu banget). Para pemain PERSIB adalah langganan Tim Nasional, sebut saja Legenda Robby Darwis, adalah Libero handal Tim Nasional Indonesia yang merupakan Produk Asli PERSIB Bandung.

Kemarin suka cita saya kembali memuncak, walau tak "se-heboh" dahulu, mengapa..? PERSIB Bandung adalah Tim Pertama yang membuka Turnamen Indonesia Premier Leuage (IPL) dimana itu adalah gelaran Kompetisi Full Profesional, dan PERSIB sudah masuk kategori Klub Sehat secara Finansial dan Klub Profesional, setidaknya dalam kurun waktu 3 Tahun terakhir. Kompetisi IPL adalah Kompetisi Baru yang dikelola dibawah lisensi PSSI yang baru terbentuk ketika itu.


Namun karena ada masalah yang "dibuat-buat", oleh La Nyalla Matalitti akhirnya Gelaran Kompetisi menjadi 2 versi yaitu IPL dan ISL, nah PERSIB akhirnya memilih hengkang dari gelaran IPL dan bergabung di Kompetisi ISL yg digagas oleh Djoko Driyono dan di back up oleh La Nyalla Mataliti dan Bakrie Group ( ANTVE, VIVAnews, Nirwan D Bakrie cs).

Di ISL pun PERSIB tak berhasil menjadi kampiun Liga Super Indonesia, PERSIB selalu berkutat di papan tengah dan sesekali di papan atas. Padahal Bintang2 Timnas berada di Tim, sebut saja Atep, Gonzales, Maman Abdurrahman, Nasuha dll.

Seiring Konflik yang sengaja di buat oleh kelompok Status Quo yang selalu ingin mengambil alih Federasi PSSI dengan mengatasnamakan Menyelamatkan Sepak Bola Indonesia mereka membentuk KPSI yang diketuai oleh La Nyalla sendiri, dimana La Nyalla adalah anggota Exco PSSI yang memprotes gelaran jumlah anggota IPL dan status Klub, yang tergabung di Kompetisi IPL.

Motif mereka akhirnya jelas, mereka menginginkan Sepakbola Indonesia di Banned, PSSI dibekukan sehingga mereka bisa masuk kembali menjadi Pengurus PSSI dimana mereka rupanya sangat mengetahui kenikmatan keuasaan dan uang semasa mereka berkuasa dulu.

Padahal, Prestasi sepakbola Indonesia dibawah mereka ( Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie cs) tak pernah memberi gelar Juara apapun dikompetisi apapun yang di ikuti Timnas. AFF cuma Runner Up, Sea Games cuma runner-up. Tetapi mereka berkilah merekalah yang paling berjasa dengan sepakbola Indonesia. Ini adalah propaganda kamuflase belaka.

Kembali kepada Klub kesayanganku PERSIB "Maung" Bandung. Kemarin menjuarai Turnamen Celebes Cup II, saya yang tak pernah mempersoalkan lagi ttg Turnamen, saya berpikir ingin menyaksikan Progress Tim PERSIB yang kini dihuni Firman Utina, M Ridwan, Maman Abdurrahman dan Pemain Asing yang katanya oke punya.

Dari Komposisi Pemain, PERSIB kini merupakan Tim yang patut dibanggakan, juga kembalinya Pelatih yang mantan pemain PERSIB Bandung era gelaran Perserikatan dulu yaitu Jajang Nurjaman.
Dan ternyata mimpi saya melihat PERSIB Juara akhirnya menjadi kenyataan. PERSIB menjuarai Turnamen Celebes Cup II yang diikuti oleh hanya 4 Tim/Klub yaitu Makaassar United (MU), Barito Putra, Sriwijaya FC dan PERSIB Bandung sendiri.

Suka cita saya akhirnya terusik dan benar-benar dibuat malu bukan kepalang. Apa sebab...?
Turnamen Celebees Cup ini bukan Turnamen Resmi gelaran PSSI. Karena sejak awal, turnamen ini tak dihadiri oleh para petinggi PSSI. Ternyata Turnamen Celebes Cup II ini adalah gelaran Turnamen Lokal di Makassar. Pantas saja Logo Turnamen Celebes Cup II ini bergambar pulau Makassar (Sulawesi). Usut punya usut ternyata Turnamen Celebes Cup I ini digelar bertujuan untuk menjaring potensi anak muda  Makassar untuk dibina menjadi sebuah Klub Makassar yang sangat tangguh.

Ini artinya Celebes Cup ini diperuntukkan Klub amatir lokal di wilayah Makassar. Turnamen ini adalah Turnamen Kebanggaan warga Makassar. Nah gelaran Celebes Cup ini dibajak oleh salah satu Exco PSSI yang kita semua sudah tahu bahwa beliau berafiliasi kepada KPSI bukan kepada Federasi Sepakbola yang resmi yaitu PSSI.

KPSI menunggangi Turnamen wadah klub amatir di Makassar untuk memanipulasi menjadi Turnamen yang seolah-olah Turnamen Besar dan Bergengsi. Dan menjadi ajang Turnamen Pra musim mirip-mirip yang digelar di negara-negara Eropa.

Nah...inilah hal yang membuat saya kecewa dan ironis, sekaligus miris. Bagaimana mungkin Klub sebesar PERSIB Bandung mau tampil di gelaran yang diperuntukkan Klub-Klub amatir untuk daerah lain. Bukankah PERSIB punya kompetisi lokal yang juga mumpuni dan bergairah selama ini..?

Sekali lagi Tim PERSIB masuk perangkap agenda Propaganda KPSI, dimana KPSI memang ingin mengangkat Turnamen ini sekelas Turnamen besar lainnya. Di Makassar sendiri masyarakatnya menolak jika Turnamen ini dibuat berseri, rencananya Celebes Cup III akan diadakan Bulan Desember di Malang Jawa Timur. Sebenarnya Kompetisis itu awalnya dilaksanakan di Makassar yang diikuti oleh Klub Amatir Makassar yang dimenangkan oleh Makassar United. Dan Suppoorter di Makassar sangat antusias. Namun entah mengapa Celebes Cup yang ke-2 diadakan diluar Makassar. Aneh dan tak masuk akal.

Orang-orang di Makassar sebenarnya geli melihat gelaran itu, karena selama ini yang mereka tahu itu adalah Kompetisi Lokal kebanggaan Masyarakat Makassar yang diikuti Klub Amatir di Makassar. Maka selama Celebes Cup itu menjadi agenda KPSI maka warga Makassar sepakat untuk menolak Celebes digelar di Makassar. Warga Makassar menghimbau agar KPSI membuat nama Turnamen sendiri tanpa "membajak" nama gelaran Celebes Cup.

Untuk itu saya menghimbau kepada mesyarakat Jawa Barat, agar mendesak manajemen PERSIB mengembalikan Piala Turnamen Celebes Cup II ini kepada warga Masyarakat Makassar dengan senantiasa bersikap mendukung kemajuan Klub-Klub Lokal amatir diseluruh daerah di Indonesia.

Dan agar dihentikan "Claim Your Victory" bahwa itu masuk kedalam hitungan gelar bergengsi yang di raih Klub sebesar PERSIB. Bagi saya PERSIB lebih baik berbenah untuk musim Kompetisi Tahun depan, tanpa pusing dan bersuka cita menikmati Gelar Juara Turnamen Klub Amatir Lokal milik warga Makassar.  Era atuh euy... maeunya atoh ku Piala batur....!

Semoga PERSIB tak menjadi olok-olokan, karena PERSIB sudah selayaknya menjadi Tim Besar yang sejajar dengan Tim-tim/Klub di Asia. Turnamen Liga Champion Asia itu yang paling pantas untuk diikuti Klub sekaliber PERSIB... semoga... Bravo PERSIB... Bravo PSSI... Bravo Tim Nasional.



 

Selasa, 28 Agustus 2012

Garuda Didadaku yang ter"duka"

"Bhineka Tunggal Ika" Berbeda-beda tapi tetap satu Bangsa, yaitu Bangsa Indonesia "

     Makna yang sarat akan keindahan Indonesia, Diversity adalah salah satu ciri khas Negara Kita. Dimana dari wilayah saja kita terdiri dari beribu pulau yang menyatukan kita sebagai Wilayah Negara Republik Indonesia. Setiap pulau dihuni beragam etnis, budaya, bahasa, keyakinan, agama, suku, adat istiadat dan sosialita yang lainnya.

    Indonesia kembali diguncang prahara kekerasan, penyerangan atas hak keberbedaan dan keragaman beragama dan berkeyakinan. Hal ini tentu sangat bertentengan dari segi dan sendi kehidupan apapun yang berlaku di negara kita. Didalam UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan, negara menjamin dan menghormati setiap warga negara dalam memeluk agama dan menjalankan keyakinannya masing-masing.

     Indonesia dibangun dengan darah, kerugian materi, pengorbanan nyawa, yang dilakukan oleh segenap bangsa Indonesia saat itu. Tak ada klaim bahwa suku A. atau suku B atau agama C atau agama D yang berhasil membangun negara ini menjadi Merdeka. Tetapi seluruh warga negara Indonesia saat itu semua berjuang mencita-citakan Bangsa indonesia Merdeka.

     Kini kita dihadapkan pada Tragedi yang mengenaskan, terjadi di saat kita sudah 67 tahun Merdeka. Bangsa kita seolah melupakan semuanya, melupakan keberagaman (Diversity), keanekaragaman, budaya, keyakinan, agama, suku, adat istiadat dsb. Kejadian Penyerangan terhadap Jemaat Ahmadiyah, Kaum Syiah, umat Kristiani, penghancuran rumah2 ibadat dsb.

     Apa yang sebenarnya terjadi, apa faktor penting yang menyebabkan bangsa ini mudah menjadi bengis, kejam, sadis,? padahal Indonesia terkenal dengan senyum ramah tamah, dan sangat bersahaja. kemana semua itu. Hilang..?
    
     Kaum radikal yang saya catat memang sudah muncul ketika ada kasus, DI/TII, Kartosoewirjo (NII), Kahar Muzakar di Sulawesi, memang semua itu nyata adanya. namun ideologi dan ajaran yang mereka usung toh dengan sendirinya kalah akan keberagaman dan pemahamn yang baik tentang nilai2 Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

     Muncul kasus Bom Bali I, II, Bom JW Marriot, Bom Buku, Bom Cirebon, Kasus Dr Azhari, dan Noordin M Top, Imam Samudera dkk, merupakan cikal radikalisme yang muncul kembali setelah era Kahar Muzakar dan Kartosoewirjo dkk.

     Sikap Radikalisme ternyata merupakan akar dari sikap Intoleransi bagi kehidupan masyarakat di Indonesia dewasa ini.  Daerah di Indonesia dewasa ini yang merupakan basis kelompok kaum radikalisme adalah di Solo, Jogjakarta, dan Semarang Jawa Tengah.

     Kasus Ahmadiyah di Cikeusik Banten merupakan Tragedi kemanusiaan yang ironisnya hukuman bagi pelaku adalah hanya 6 bulan kurungan. Padahal ada 2 orang  nyawa melayang, kendaraan dibakar, puluhan orang luka-luka. Kini kejadian hampir serupa terjadi di Sampang Madura.

     Penyerangan di Sampang menurut berbagai sumber berasal dari Konflik keluarga, namun akhirnya berkembang dengan adanya masalah keyakinan yaitu ketidaksukaan terhadap keberadaan kaum Syiah di Sampang Madura. Menurut para pemuka Agama disana Kaum Syiah Sampang sudah menodai Ajaran dan Agama Islam yang biasa dilakukan umat Islam di Sampang Madura.

     Sebelumnya Pada akhir bulan desember thn 2011 juga terjadi aksi penyerangan walau dalam skala kecil, kemudian di penjarakannya pimpinan kaum Syiah yaitu Ustadz Tajul Muluk  yang di vonis bersalah di Pengadilan dengan dalil dan pasal penodaan dan penistaan Agama.

     Rentetan masalah ketidaksukaan masyarakat Sampang terhadap keberadaan Kaum Syiah ini menimbulkan skala protes yang memuncak. Terlebih lagi Menteri Agama RI dalam suatu kesempatan menyatakan bahwa Ajaran Syiah adalah sesat. Nah semua itu menimbulkan efek kebencian yang memuncak.
    
     Bangsa ini seakan lupa sejarah keberadaan Syiah dan sejarah Syiah dalam mahzab dan sekte dalam Islam. perlu diketahui Syiah dan Sunni adalah sekte yang diakui Islam sejak dahulu. Diarab Saudi Kaum Syiah juga menunaikan Ibadah Haji dan dipersilahkan oleh otoritas pemerintah di Arab Saudi sana. Syiah adalah kaum terbesar kedua dalam sekte agama Islam setelah Sunni, namun sebenarnya pertentangan mereka tak mesti timbulkan korban jiwa. Di Iran Kaum Syiah diakui keberadaannya. Ahmadinejad Presiden Iran adalah kaum Syiah. Jadi jika kita di Indonesia menilai kaum syiah sesat berarti ada missing link pemahaman yang sangat serius. Nampaknya bangsa ini perlu edukasi ulang.
   
     Kejadian Sampang ini makin memprihatinkan akan keberadaan Pancasila dan UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika, Serta Proklamasi yang merupakan 4 Pilar berbangsa dan bernegara semakin ternoda dan terkoreksi. apa yang sebenarnya kini tengah menghantui bangsa ini.? cacat moral.? cacat pemahaman keberagaman.? entahlah.

     Kini Burung Garuda itu seakan sebuah Patung Burung Hantu yang sudah tak lagi bermakna Patriotok dan Nuansa Nasionalisme. Kini bangsa ini terkoyak keindahan toleransinya. Indonesia sedang masa GALAU....

     Garuda di dakaku yang ter"duka".... Jangan sampai menjadi Bhineka Tinggal Duka
    

Kamis, 16 Agustus 2012

Antasari Azhar ''mengarang'' SBY Menerangkan

     Minggu kemarin tanpa basa-basi Metro TV menyiarkan sebuah rekaman video Pernyataan Antasari Azhar (Mantan Ketua KPK) terpidana kasus pembunuhan didalam 'bui' tahanan, dalam rekaman yang kualitasnya tak bagus itu Metro TV dengan yakin menjelaskan ada rapat 'khusus' SBY dan para menteri dan dirinya (Ketua KPK) saat itu mengenai Bail Out Century, sontak semua kalangan terutama SBY Hater's serentak tanpa komando saling menuding bahwa "Testimoni" Antasari Azhar adalah  bukti baru konspirasi Mega Korupsi bangsa ini.
     Selama sepekan itu, sejumlah media On-Line, jejaring sosial, media massa juga TV berlomba menafsirkan sendiri, ada apa gerangan dengan rapat "khusus" itu. Masyarakat yang memang sudah geram dengan sejumlah kasus korupsi yang terjadi kembali menjadi gundah, bahkan kembali mencaci sang Presiden, dan kembali untuk yang kesekian kalinya SBY menjadi bulan-bulanan masyarakatnya.
     Yang tak kalah garangnya para anggota DPR yang memang sejak awal mula kasus ini bergulir ( red : Century Gate ) mereka sangat berantusias mengopinikan sedemikian rupa, bahkan sejumlah mantan Timwas Pokja Century yg dikenal dengan nama Tim Sembilan DPR menuangkan semua opininya dalam sebuah buku, mulai dari Bambang Soesatyo, Fachrihamzah, Benny K Harman dll.
     Para wakil rakyat itu sudah mengagendakan akan memanggil Antasari Azhar terkait testimoninya itu, mereka beranggapan bahwa testimoni ini merupakan pintu gerbang masuk bagi skandal mega korupsi bank century (ini versi anggota dewan).
     Pihak Istana yang diwakili Andi Arief langsung membantah, bahwa testimoni Antasari Azhar itu adalah bohong belaka, juga Wakil Menteri HUkum dan HAM Denny Indrayana, bahkan menyebut Antasari Azhar kemungkinan lupa, dan menyayangkan bahwa pada saat ini ummat Islam Indonesia sedang melakukan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan, sementara Antasari seolah sedang melakukan pembohongan publik dengan mengeluarkan sebuah testimoni.
     Publik juga media menilai kalangan Pemerintah dan Istana sedang panik akan adanya Testimoni Antasari Azhar tersebut, Namun Menko perekonomian Indonesia Hatta Rajasa menerangkan bahwa benar ada pertemuan itu, namun tak membahas secara teknis ttg Bail Out Century, bahkan kata Hatta R, Presiden dan anggota yang hadir tak menyebut secara spesifik nama sebuah Bank.
     Gunjingan di publik ini semakin melebar, bahkan ada kalangan yang menginginkan KPK agar ambil alih bukti testimoni Antasari Azhar tsb sebagai bukti awal ungkap kasus Bank Century ini. Dan masyarakat kembali terpengaruh oleh semua opini yang memabukkan ini. Saya pun yang sejak awal ikuti berita dan informasi Bail Out century ini tergerak untuk ikut membahasnya sebagai warga negara yang memandang perlu keterlibatan rakyat dalm memandang sebuah kebenaran. Artinya Info kebenaran yang saya dapat harus diungkapkan.
     Tak pelak lagi keinginan saya itu seolah didengar sang Presiden, SBY semalam tanggal 15 Agustus 2012 pukul 20.30 WIB bertempat di Istana Merdeka berniat ingin meluruskan sejarah dan menerangkan apa yang sebenarnya terjadi, karena khawatir gunjingan yang menyesatkan ini akan dipakai para lawan politik dan para Hater's untuk kepentingan mereka semata.
     Tepat waktu yang dijanjikan SBY dengan mantap jelaskan : Pada tanggal 09 Oktober 2008 mengadakan rapat internal bidang Polhukam dan ekonomi yang dihadiri oleh : Ketua KPK Antasari Azhar, Ketua BPK Anwar Nasution, Ketua BPKP Didi Widayadi, Kapolri Bambang Hendarso Danuri, Menkopolkam Widodo AS, Mensesneg Hatta Rajasa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menko Perekonomian ad interim Sri Mulyani Indrawati dan Meneg BUMN Sofyan Djalil. SBY jelaskan bahwa rapat dimulai dengan terlebih dahulu beliau memaparkan keadaan ekonomi Indonesia saat itu, kemudian keadaan ekonomi global yang mungkin berimbas pada keadaan ekonomi Indonesia. SBY jelaskan bahwa rapat itu adalah mengkoordinasikan antisipasi terhadap dampak kemungkinan krisis ekonomi dunia yang sudah beliau paparkan. Maka setelah itu beliau mempersilahkan para Auditor dan ketua KPK menanggapi dan menjelaskannya. Para menteri yang hadir tidak ikut berbicara.
     SBY pun menjelaskan bahwa didalam rapat itu tak ada yang menyebutkan secara spesifik ttg Bail Out dan tak ada yang menyebutkan tentang sebuah nama Bank. Jadi SBY menerangkan sekaligus membantah berbagai rumor, opini, spekulasi bahkan caci maki terhadap dirinya sebagai kepala Negara.Dan kebetulan malam itu saya ikuti dari kedua Televisi yaitu TV One dan Metro TV yang menampilkan narasumber yang memang kontra dengan pemerintah dan SBY.
     Pidato yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit itu, akhirnya menyesakkan para SBY hater's dan orang2 yang mengagendakan SBY tumbang. Bagaimana tidak penjelasan yang disertai buku yang memuat semua jalannya rapat pada tanggal 09 Oktober 2012 itu juga dibagikan gratis kepada para awak media bahwa kebenaran harus selalu diungkapkan walau itu pahit bagi yang tak ingin mendengarnya.
     Ada pesan penting yang dikemukakan SBY ini bahwa melakukan Politik itu perlu namun harus dengan cara yang patut, dan Jangan sekali-kali mempermainkan kebenaran. Ini bagi saya adalah pesan yang mesti kita sampaikan kepada para khalayak masyarakat kita, bahwa Politik itu bisa membutakan kita dan bisa membelalakan mata kita tergantung kita yang menggunakannya untuk tujuan tertentu.
     Ada pesan bijak dan arif dari seorang SBY yang seolah mengatakan kepada para SBY Hater's : Gunakanlah Politik itu untuk tujuan yang baik dan santun, agar negeri ini terhindar dari fakta yang sengaja dikubur untuk menutupi kebenaran yang hakiki.
     Semoga Indonesia semakin dewasa, semakin berbudaya dan tidak lakukan hal-hal yang mencederai demokrasi itu sendiri. Bravo Indonesia... Bravo Politik Cerdas dan Santun... Merdeka..!

        

Rabu, 15 Agustus 2012

SRI resmi daftarkan diri....

     "Jangan pernah berhenti mencintai bangsa ini, lakukan hal yang terbaik, bekerja dengan tekun, karena Indonesia membutuhkan kita semua agar menjadi lebih baik." Sri Mulyani Indrawati.

     Ucapan yang terlontar dari pikiran seorang perempuan cerdas, mumpuni dan taktis dalam setiap tindakan dan ucapannya. Itulah contoh nyata sebuah integritas seorang manusia yang mendahulukan akhlak daripada nafsu belaka.
     Sri Mulyani Indrawati mantan Menkeu Republik Indonesia, yang diakui Dunia karena Prestasinya, sempat menjadi 100 tokoh paling berpengaruh di dunia. Kini beliau menjadi salah satu direktur pelaksana World Bank, sebuah lembaga keuangan dunia yang mengurusi semua kebijakan fiskal keuangan dunia. Beliau adalah perempuan asli Indonesia asli Semarang Jawa Tengah.
     Sri Mulyani Indrawati kami nobatkan sebagai ikon kemuliaan sikap dan integritas seorang manusia Indonesia yang merupakan contoh sebuah kebenaran tindakan seorang pejabat publik yang selalu menjaga moralitas dan Integritas seorang pejabat yang dapat memilah mana etika dan pekerjaan.
      Kami membentuk ikatan semangat membangun kecintaan akan Indonesia yang bersih, yang kami namakan Solidaritas Masyarakat Indonesia untuk Keadilan (SMI-K). Ikon Sri Mulyani Indrawati kami kedepankan karena memang kualitas beliau sudah tak diragukan lagi.
     Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini lah yang membidani lahirnya sebuah Partai Politik yang mewujudkan cita-cita politik yaitu membangun Indonesia yang bersih dan berwibawa di dunia Internasional, serta memiliki kepemimpinan yang tegas, jujur dan mampu. Maka di dirikanlah Partai SRI (Serikat Rakyat Independent) pada tanggal 02 Mei 2011 dan dengan resmi mengusung Sri Mulyani Indrawati sebagai Calon Presiden Republik Indonesia pada tahun 2014 mendatang.
      Hari ini Rabu tanggal 15 Agustus 2012 tepat di bulan suci Ramadhan 1433.H,  Partai SRI resmi mendaftarkan diri ke KPU Pusat untuk siap ikuti Pemilu 2014, baik pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden.  Langkah mantap dan derap langkah yang tegar akan mengiringi Partai SRI sebagai partai politik baru yang inginkan Indonesia lebih bersih, berwibawa dan bermartabat.
      Dengan resminya partai SRI daftarkan sebagai peserta partai politik yang akan siap ikuti Pemilu, maka cita-cita Politik sebagaian anak bangsa Indonesia Insya Allah akan terbentang suatu negara Indonesia yang gagah, bersih dan berwibawa baik dimata Internasional dan Rakyat Indonesia.
     Mari bergabung dengan Partai SRI, partai yang akan merubah Indonesia dengan baik yang Insya Allah di komandoi sang Srikandi dari Indonesia, Perempuan Emas masa kini, Kartini Abad ini.
Bravo Partai SRI, Bravo SMI For President, Bravo Indonesia... Salam Integritas.
    

Selasa, 07 Agustus 2012

Presiden, POLRI dan KPK, siapa yang berwenang.?

     Sudah sepekan kasus Driving Simulator Dir Korlantas Polri terjadi, KPK dan Kepolisian belum juga sepaham tentang siapa yang berhak menangani kasusnya.
     Diawali perdebatan ttg pasal 50 ayat 3 dan 4 UU KPK, yang intinya jika suatu kasus korupsi sudah mulai ditangani oleh KPK, maka instansi lain yaitu kepolisian dan Kejaksaan agar menghentikan penyidikannya.
     Kasus ini dimulai ketika itu Hari selasa 24 Juli 2012 siang hari KPK datang dengan rombongan tim investigasi dan menggeledah kantor Dir Korlantas Polri, karena KPK sebenarnya sudah mengendus kasus ini sejak bulan April lalu, namun dirasa Pihak Kepolisian dinilai lambat penanganannya. Penyidik KPK yg tergabung di tim investigasi itu ternyata ada anggota Polisi "yg bersih", dimana mereka dengan seksama 'menggeledah" kantor Dirlantas Polri dan mendapati beberapa barang bukti yang ditemukan dilapangan/ruangan. Yang menunjukkan semua ruangan adalah pihak Polisi sendiri. Awalnya berjalan lancar, namun menjelang sore ternyata barang bukti dan anggota KPK tertahan didalam ruangan. Ketegangan terjadi.
     Mendadak anggota KPK menelpon pimpinan KPK untuk dapat menjelaskan kepada pimpinan Polri, setelah datang, penyidikan dilanjutkan kembali, setelah malam ( jam 11 malam) anggota KPK kembali tertahan, kembali pula pimpinan KPK dipanggil untuk menjelaskan kembali.
     Pertemuan kedua diselesaikan menjelang waktu Shaur tiba. Setelah Shplat Subuh berjamaah antara para pimpinan KPK dan Kapolri, rombongan KPK bisa keluar pagi hari pukul 09.00 WIBB.
     Menelisik perselisihan antara KPK dan Polri ini mengingatkan kita kepada kasus cicak vs Buaya yang menghebohkan itu. Dimana perselisihan ini berujung pada penahanan pimpinan KPK yang dinilai menyalahi wewenang sebagai Pimpinan KPK. Waktu itu terkenal dengan sebutan "Save Bibit-Hamzah."
     Kejadian kali ini memang tak sama namun gelagat cicak vs Buaya semakin kental, dimana Kabareskrim Komjen. Sutarman mengatakan bahwa KPK sangat tidak profesional dan dianggap melangkahi kewenangannya yaitu etika dan koordinasi yang dinilai lemah.
    Pernyataan keras Sutarman ini mengindikasikan bahwa Polri memang tak mau melepas penangannya ttg kasus Simulator SIM ini.
     Pertemuan pimpinan KPK dan Polri dinilai Sutarman merupakan pertemuan koordinasi semata tak ada deal-deal khusus apalagi sebuah keputusan bersama. Karena Sutarman menilai MOU antara KPK dan Polri sudah sangat jelas peran, fungsi dan wewenang KPK terhadap penangnan suatu kasus.
     Perselisihan ini ( KPK vs Polri ) ini mengundang perhatian rakyat Indonesia, dimana Polisi dinilai menghambat pemberantasan kasus Korupsi.
     Seperti kita tahu sebaian Jenderal Petinggi Polri sudah dijadikan tersangka oleh KPK, dan ada Perwira Menengah di Polri juga yag menjadi tersangka. Dengan demikian Polisi terkesan ingin menutupi, melindungi bahkan dinilai ada konflik Interes.
     Masyarakat menilai penanganan kasus ini begitu memuncak bahkan ini sengaja dinilai sebagai bentuk pengalihan isu kasus korupsi yang lain, padahal kasus yang sedang dalam proses persidangan ataupun penyidikan KPK tengah berlangsung, jadi asumsi ini berlebihan.
     Sebagian kalangan, yang memang menilai kepemimpinan SBY ini lemah, langsung tunjuk hidung, SBY GAGAL. Anggapan ini didasari bahwa SBY adalah Presiden RI yang dalam setiap kesempatannya mengaku sebagai Panglima Pemberantasan Korupsi, namun maraknya kasus korupsi di negara ini  bermuara pada lemahnya kepeminpinan SBY dalam mengakkan sendi-sendi Hukum di negara Kita.
     Kalangan yang mengatakan itu tak sepenuhnya salah namun juga tak sepenuhnya benar. Tidak salah, karena didasari oleh alasan bahwa sebagai Presiden dan Seorang Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan, sudah wajib melaksanakan ketentuan hukum yang berlaku, dimana Presiden dengan mudah memerintahkan Kapolri, kejaksaan untuk dapat berupaya menaggulangi maraknya kasus korupsi di Indonesia.  Nah hal itulah yang dinilai kalangan SBY lemah dalam soal mengkomunikasikan perintah sebagai hal yang wajib dilaksanakan oleh bawahannya.
     Pengamat dinilai salah karena Sebagai Presiden SBY wajib untuk mengakkan Hukum harus berada di relnya, campur tangan presiden hanya akan menimbulkan preseden buruk bagi penegakkan hukum di negara Indonesia yang baru melaksanakan demokrasi secara sehat dan benar. Campur tangan Presiden terhadap penegakkan hukum dengan ikut menentuka hal teknis termasuk intervensi pada Pasal 50 ayat 3 dan 4 UU KPK merupakan kesalahan yang elementer.
     SBY sebenarnya sudah benar dalam menjalankan konsistensi penerapan hukum di Indonesia dimana dia sebagai Presiden mempersilahkan para perangkat dan penegak hukum mengimplementasi dasar-dasar dan sendi hukum yag dinilai akan membuat bangsa ini melek hukum dan bersendikan hukum yang benar yang berlaku di Indonesia.
     SBY sudah memperintahkan Menkopolhukham agar Polri dan KPK bersinergi dalam menagani kasus hukum ini, agar perselisihan ini tak dimanfaatkan digiring ke wilayah Politik. Jika hukum selalu digiring ke wilayah Politik Kekuasaan maka Hukum sebagai Panglima di negara kita akan menjadi  budak para opportunistik dan para petualang politik semata.
     Jika memang dirasa UU KPK ini mengganjal secara substansi, maka Mahkamah Konstitusi adalah tempat yang benar untuk menyelesaikan sengketa ini. Jadi Presiden tak perlu intervensi secara teknis, apalagi sampai mempengaruhi pasal demi pasal disetiap UU.
     Maka sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita jika ingin ikut urun rembuk memperbaiki carut marut kasus hukum agar juga memperhatikan etika keilmuwan, dimana argumen pendapat kita tidak semata karena berseberangan dengan Presiden, namun tetap harus diperlihatkan kecerdasan etika keilmuwan.
     Kembali kepada masalah pelik siapa yang berhak atas kasus ini, Presiden, Polri atau KPK..? nah pertanyaan ini selalu menganggu bahkan mengaburkan, solah-olah Presiden dipaksa untuk intervensi secara teknis, dan itu sangat berbahaya bagi kelangsungan demokrasi bidang hukum dinegara kita. 
     Jika menurut pengertian Pasal 50 ayat 3 dan 4 UU KPK, memang selayaknya KPK lah yang berhak, namun jika menelusuri MOU antara KPK dan Polisi, maka sinergilah yang menjadi acuannya.
     Terlepas dari semua itu, jika kedua pihak terutama Polri mempunyai semangat yang sama, maka kejadian yang memalukan ini tak mungkin terjadi. banyak pihak yang akhirnya mencurigai sikap Polri ini, ada apa..? apakah sang jenderal menjadi tersangka, atau institusinya akan menjadi bulan-bulanan cemoohan masyarakat..? Apakah murni Polri bersikap seperti ini mengakkan aturan hukum.?. Disinilah Polisi harus bisa menjelaskan kepada masyarakat, karena harap diketahui citra Polri di masyarakat sudah terpuruk, jangan sampai masyarakat tak mempercayai instansi penegak hukum ini. Apa Kata Dunia..?
      Kini marilah kiat tetap mengawal kasus ini agar tuntas dan menyeret semua pihak yang tersangkut kasus korupsi. Jangan sampai perselisihan ini mengaburkan kasus yang Utamanya. yaitu KORUPSI, Negara dirugikan Milyaran Rupiah.
     

    

Selasa, 26 Juni 2012

KPK Merana...

Gedung yang merana
     Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan lembaga satu-satunya di Indonesia yang kini banyak diliputi kegundahan dan kegelisahan. Kemurungan bangsa ini terefleksikan dengan banyaknya simpati, empati, bahkan sinisme terhadap lembaga yang oleh banyak kalangan dinilai superbody.

     Lembaga anti korupsi satu-satunya di negara kita ini muncul akibat maraknya praktik korupsi dilembaga Pemerintah, dimana uang rakyat yang semestinya kembali ke rakyat dalam bentuk pembangunan yang seutuhnya, malahan di makan seenak perutnya sendiri. Meraka banyak lakukan markup, manipulasi, kebohongan administrasi, pencurian dan pencucian uang.

     Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berjuang bersama-sama rakyat untuk segera mengenyahkan praktik korup di negara kita ini. Kepemimpinan lembaga KPK ini sering mengalami pasang surut masalah yang mendera, dari dikoyaknya pimpinan komisioner yang kita kenal dengan kasus Cicak vs Buaya. Juga pernyataan sadisme dari seorang Politisi komisi III DPR RI saat itu saudara Fachrihamzah dari fraksi PKS. Beliau menyatakan bubarkan lembaga superbody seperti KPK ini.

     Pernyataan kontroversial dari Fachrihamzah ini, menuai polemik sejagat nusantara. Celakanya pernyataannya menuai badai bagi karirnya di Komisi III yang sempat melambungkan namanya sebagai politisi seleb. Dimana dia sering sekali tampil di media TV dan cetak lainnya, bahkan menjadi headline setiap pernyataannya.

     Kembali ke masalah KPK, kini terjangan datang dari kolega dan badan yang menbentuknya yaitu DPR. DPR menganggap KPK hanya sebagai badan Ad-Hoc semata yang sewaktu-waktu bisa diperalat dan dipermak tanpa preseden apapun. DPR beranggapan bahwa KPK adalah tak ubahnya anak kandung yang bisa diakobatikkan semau-maunya. Karena UU KPK adalah produk hasil DPR bersama pemerintah.

     Dengan posisi yang begitu strategis, kekuasaan DPR berada diatas segalanya dari KPK. dasar inilah yang sebetulnya ingin diangkat oleh DPR, bahwa semua pernak-pernik KPK harus sepengatahuan Dewan, bukan seenak KPK.

     Posisi dilematis KPK ini memang beralasan, karena KPK dibentuk atas inisiatif presiden dan di sahkan penuh oleh DPR, termasuk untuk pemilihan para Komisionernya. Hal inilah yang akhirnya sering berbenturan secara prinsip kejadian adanya KPK itu sendiri. Secara substantif teknis pekerjaan KPK merupakan badan dan perangkat hukum yang sangat strategis, ini dibuktikan bahwa KPK berhak memeriksa dugaan Korupsi disemua lembaga Negara dan Lembaga tinggi negara. DPR terutama komisi III dan Badan Anggaran DPR RI pernah merasakan ganasnya penyelidikan yang dilakukan KPK.

     Sejatinya jika para anggota dewan ini mengerti azas prinsip dibentuknya KPK akan tak terjadi selalu polemik remeh temeh ini. Namun karena unsur politis yang dibangun para politisi senayan ini, maka KPK akhirnya terbelenggu pada bentuk Lembaga nya itu sendiri.

     Kini ada wacana serius bahwa Bambang Widjoyanto wakil ketua KPK mengungkapkan bahwa, gedung KPK yang hanya menampung 350 org kini sdh dihuni 650 org, dan gedung ini hanya akan layak sekitar 2 s.d 3 tahun yang akan datang.

     Mobile nya kemampuan teknis KPK dan kebutuhan yang mendesak karena proses penyelidikan KPK terhadap indeks Korupsi di Indonesia yang begitu tinggi memaksa KPK mebutuhkan semua fasilitas, termasuk pengadaan gedung KPK yang baru. Ini bukan kebutuhan mengada-ada namun memang KPK merupakan satu-satunya lembaga negara yang bertugas memberantas praktik-praktik korupsi dinegara kita.

     Kebutuhan gedung KPK yang representatif memang perlu dukungan mril dan materil dari badan yang membidani kelahiran KPK yaitu DPR. Namun niat baik KPK ini justru disalah artikan oleh Anggota Dewan terutama anggota komisi III yaitu, Ahmad Yanni dan Nudirman Munir. nama terakhir ini yang paling tegas menolak pengadaan gedung baru bagi KPK. Usut punya usut, ternyata pernyataan Nudirman Munir ini diamini seluruh anggota Fraksi Partai Golkar, mereka beranggapan KPK belum perlu gedung bari, krn gedung lama masih layak, dan mereka menganggap, anggaran untuk KPK sangat-sangat melebihi dari rasio kecukupan anggaran suatu lembaga.

    Alhasil pernyataan Nudirman Munir ini di posting oleh berbagai media On-Line dan mendapat tenggapan sinis dari masyarakat, masyarakat menganggap DPR memang sedang berupaya unruk meberangus KPK krena dinilai KPK telah menghancurkan reputasi DPR.

     Hal inilah yang membuat geram semua kalangan masyarakat, mengapa disaat permasalahan korupsi yang nota bene telah merusak sendi-sendi bernegara kini direcoki oleh ulah sebagian anggota dewan yang cuma berspekulasi tanpa berpikir jernih substansi permasalahan ini.

      Prof Ikrar Nusa Bhakti peneliti LIPI senior bersama "masyarakat menyumbang" , mencoba menjawab kegamangan KPK dengan cara mengimbau secara moral membentuk penggalangan "Koin Untuk KPK" yang berinisiatif secara symbolik melakuakan perlawanan terhadap arogansi DPR terhadap KPK.
    
     Mereka beranggapan bahwa KPK adalah satu-satunya lembaga anti korupsi yang dicintai rakyat karena tetap berprinsip anti korupsi, lebih baik dari DPR sendiri. Untuk itu "Masyarakat Menyumbang" ingin memperlihatkan kepada rakyat indonesia bahwa sudah rentannya moralitas bangsa terhadap penegakkan hukum tentang korupsi.

     Permasalahan gedung ini sebenarnya bukan hal krusial, namun arogansi DPR lah yang memicu reaksi keras dari masyarakat . Anggota dewan hasil Pemilu 2009 ini memang layak untuk dilakukan "distrust movement", mengingat banyaknya anggota dewan yang dibui. Itu semua hasil kerja keras KPK yang mengungkap kebobrokan aktivitas dari anggota dewan itu sendiri.

    Kini permasalahan KPK vs DPR kembali mencuat, dan bahkan mulai menuai kritikan pedas bagi para politisi senayan itu. Semoga gerakan "Masyarakat Menyumbang" menyadarkan semua pihak, terlebih DPR yang harusnya menjadi lembaga terdepan dalam perbaikan moralitas bangsa terhadap maraknya praktik-praktik korupsi di negri ini.

    Semoga KPK pun bisa bekerja leluasa tanpa intervensi, dan intimidasi dari DPR yang nota bene mitra kerja paling erat. Dan negeri kita ini menjadi "Walfare Nation" bukan lagi dicap sebagai "Faillure Nation". Ayo DPR, KPK, dan Masyarakat Indonesia kita lawan cara-cara sakti untuk melumpuhkan niat baik kita sebagai bangsa untuk meruntuhkan moral korup. Kita persiapkan semua cara jitu, cerdas, santun dan elegan demi terciptanya "Kesejahteraan Rakyat Yang Adil dan Makmur.".

     Sekali lagi...Kita Dukung Pembangunan Gedung KPK guna menjadi Stimulus nyata bagi penegakkan pemberantasan Korupsi di Negeri Kita ini.
Bravo KPK
Bravo Indonesia
Salam Integritas.

Minggu, 24 Juni 2012

Jakarta ooh Jakarta....

     Jakarta akan menanti perhelatan pesta demokrasi yang terbesar sepanjang sejarah PILKADA DKI yang tersaji, Hari Rabu tanggal 11 Juli 2012 ini warga Jakarta akan berbondong-bondong, ke TPS didekitar tempat tinggalnya.

     Warga Jakarta akan memilih pemimpinnya, kali ini akan diikuti 6 Kontestan Cagub dan Cawagub yang bertarung. diantaranya adalah :
1. Fauzi Bowo-Nachrowi
2. Hendardji-Reza
3. Jokowi-Ahok
4. Hidayat Nur Wahid- Didik J Rachbini
5. Faisal-Biem
6. Alex-Nono

     Warga Jakarta akan banyak pilihan bagi calon Gubernur dan Wakil Gubernurnya kali ini, mereka akan disuguhkan sajian-sajian, Janji, Program,dan segudang visi perubahan yang diusung masing-masing calon.

     Warga Jakarta kali ini dimanjakan oleh beragam pilihan yang menjajnjikan kesejahteraan warga Jakarta, mulai dari atasi kemacetan, rumah sakit gratis, sekolah gratis, kesempatan kerja dan semua program kesejahteraan lainnya.

    Warga Jakarta yang sebagian besar didominasi kaum Urban ini merupakan cikal-bakal masyarakat yang majemuk dimana semua Ras dan Agama berkumpul di wilayah ibu Kota negara Indonesia ini.Dengan kenyataan yang kita hadpi sekarang ini, potensi gejolak sosial begitu kental. Dimana bentrok secara horizontal begitu dominan.

     Permasalahan Jakarta begitu kompleks, mulai dari pemerataan keadaan ekonomi, hukum, politik dan sosial. Hal ini menyebabkan pembangunan DKI Jakarta butuh analisa mendalam bukan hanya isu diseputaran macet dan Banjir saja.

     Warga Jakarta yang kompleks akan menimbulkan permasalahan yang kompleks pula, dimana kehidupan para kaum urban sudah membaur dengan penduduk lama. Disini letak kondisi sosial jakarta menjadi majemuk.

    Tata kelola Jakarta memang sangat Khusus itu dibuktikan di UU Pemerintahan, bahwa DKI merupakan wilayah Ibukota yang mempunya hak khusus, baik desentralisasi anggaran dan Otonomi daerah yang khusus.

     Keadaan ini harus menjadi dasar tolok ukur penilaian keberhasilan seseorang yang memimpin DKI Jakarta. Dimana Jakarta juga merupakan tempat berkumpulnya para Diplomat Asing dari berbagai negara sahabat. Juga Jakarta sebagai pusat bisnis Nasional dan Internasional. Jadi perhatian seorang Gubernur DKI bukan sebatas lokal wisdom saja, namun menjadi perhatian Kondisi Pembangunan berskala Internasional.

     Jakarta memang ssntra setiap kajian dan penelitian dari berbagai sumber, dimana Jakarta merupakan sesuatau yang kadang Absurd, Mutlak dan Ghaib, ini penilaian subyektif saya, karena Jakarta sejak penataan oleh Bang Ali Sadikin memang berpotensi konflik sangat tajam. berbagai kepentingan Pusat dan Daerah saling tumpang tindih.

     Dari semua data yang saya sajikan semoga Pilkada DKI kali ini merupakan titik awal peradaban Jakarta dimulai dengan cara yang santun, tegas dan berani. Bukan hanya manis dalam menjual visi misi layaknya seorang pedagang, namun harus punya integritas dan prioritas pembangunan terhadap manusia Jakarta itu sendiri.

    Jakarta jangan hanya dilihat dari macet dan Banjir, namun semua aspek perlu penanganan serius, baik kesiapan Infrastruktur, serta sektor mikro dan makro ekonomi perlu strategi baru. Untuk itu kepada warga Jakarta hendaknya bijak menilai para kandidat, buat mereka takluk pada kemauan rakyat jangan sebaliknya.

    Tunjukkan pada khalayak bahwa warga Jakarta memang cerdas, jangan dijadikan kambing hitam pembodohan lagi, saatnya Rakyat yang mempunyai otoritas, bukan para kandidat itu. Mereka hanya numpang di pilih, tetapi pemilik suara adalah rakyat dan warga Jakarta.

     Wahai para Penguasa, sejatinya Rakyat lah Penguasa, bukan kalian.... Saatnya kalian menyembah kami, bukan sebaliknya. Jadikan Kami Subyek yang setara, bukan Obyek penindasan dan jargon-jargon. Kemiskinan kami tak pantas kau jual belikan, Kemiskinan dan Kebodohan kami adalah tanggung jawab kalian.

    Kami akan memilih kejujuran dan keberpihakan pada kami yang hina ini, bukan pada janji manis dan jargon manipulatif. Angkat kami ke derajat manusia yang beradab. Tumbuhkan kami sebagai manusia beriman, beradab dan berprestasi, sehingga Akhlak Kami tetap suci dan tidak dikorupsi.

    Jakarta...ooooh Jakarta.... Ibukota Negara yang terus berproses, semoga tertata rapih dan indah. Insya Allah....

Selasa, 19 Juni 2012

Politik Santun dan Kesantunan Politik.

     Pengamat dan pemerhati Politik di Indonesia kini coba mengulas banyak kejadian dari mulai gaya kepemimpinan SBY, sampai Partai bentukkan SBY yang akhir-akhir ini digambarkan jelek sejelk-jeleknya. SBY oleh banyak kalangan dinilai lemah, peragu, hat-hati, terlalu berperhitungan, tidak tegas dan yang lain-lain.

     Soesilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal Lulusan Akabri Tahun 1974 terbaik yang dimiliki Indonesia. Karir militernya cemerlang. Menurut cerita rekan seangkatannya, SBY merupakan Tentara paling cerdas diangkatannya itu. Nilai semua yang tertera di akademi militernya baik sisi akademis dan militer semuanya diatas rata-rata yang lain.

     Jadi jika melihat track record karir militernya, SBY termasuk tentara ideal. Postur tinggi, tegap, perawakan sangat ideal, dan otak sangat encer. Karir akademisnya SBY bergelar doktor di IPB Bogor Jawa Barat. dan berhasil mendapat nilai Cum Laude. Jadi kemampuan managerial SBY sudah dimodali sejak awal.

     Rumusan TNI menjadi sekarang adalah hasil rekayasa dan rumusan akademik yang diolah SBY bersama tim lainnya. SBY merupakan tokoh kunci Reformasi TNI sejak tahun 1998 saat Pak Harto lengser dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke-4. Soeharto lengser oleh desakan gerakan reformasi yang diawaki para aktivis dan Mahasiswa seluruh Indonesia.
    
    Dari rumusan dan sejarah singkat SBY itu, saya berkesimpulan dan mengasumsikan bahwa SBY bukanlah type manusia lembek yang lemah gemulai yang sengaja digambarkan oleh para pesaing dan lawan Politik SBY saat ini. Bukti yang paling real adalah SBY adalah Presiden Pertama yang dipilih lewat cara Pemilu yang Demokratis dan 2 kali menduduki Jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

     Gaya memimpin SBY sebenarnya sudah terlihat sejak di Akademi Militer, namun lebih cemerlang ketika SBY menjadi KaSosPol ABRI dibawah jenderal Wiranto yang pada waktu itu sebai Panglima ABRI. SBY memimpin dengan cara dan style yang berbeda dari Jenderal-Jenderal sebelumnya, bahkan berbeda dengan Jenderal Wiranto saat itu.

    Gaya yang Demokratis, penuh kesantunan, kecermatan dan penuh perhitungan adalah cikal bakal Gaya Politik Santun yang SBY sosialisasikan di Partai Bentukannya yaitu Partai Demokrat. Partai Demokrat dengan sosok SBY tampil sebagai Partai Kelas Menengah yang coba tawarkan kesantunan, tegas dan demokratis.

     Kesantunan SBY ini dilatarbelakangi oleh keluarga sedeherhana nan agung. SBY adalah anak tunggal. SBY dilahirkan dilingkungan yang penuh kesantunan, menghormati kedua orangtuanya. Taat beribadah dan toleran terhadap tetangga, kerabat, sahabat dan sekitarnya.

    Politik Santun yang coba SBY terapkan sungguh masih Asing ditengah-tengah intrik Politik yang kotor, korup, manipulatif, dan kadang jahat. SBY dan Pemerintah dalam 2 Periode sangat menunjukkan trend positif membawa negara kita keluar dari krisis Financial peninggalan Pak Harto. Hutang terhadap IMF praktis sudah tidak ada. Padahal zaman Soeharto kita sangat terbelenggu dengan Hutang-hutang yang tak di manage dengan baik oleh Pak Harto, melainkan di korup sedemikian rupa.

    Politik Santun yang dijalankan SBY ternyata efektif bagi roda Pemerintahan yang dipimpinnya. Sejumlah prestasi sudah dicatat, Dunia sudah mengakui Indonesia sebagai negara berpengaruh di kawasan Asia Tenggara. ASEAN sebagai forum resmi negara-negara berkembang, menjadikan Indonesia sebagai NEGARA yang dapat memdiasi pola pendekatan konflik di sebuah negara. SBY tawarkan konsep itu ke negara-negara ASEAN.

    Politik Santun ini pula yang menjadi pijakan Sri Mulyani Indrawati yang bergabung dengan Kabinet SBY berhasil mencatatkan diri sebagai menkeu terbaik di Asia bahkan Dunia. Financial Managing yang Sri Mulyani terapkan berdampak baik bagi perekonimian Negara Indonesia. Indonesia berhasil keluar dari krisis Moneter Tahun 1998 dan krisis tahun 2008.
  
    Apa yang dikemukakan oleh para pengamat politik dan SBY Hater's merupakan klimaks ketidak percayaan diri bahkan ketidakmengertian memahami pengelolaan Negara secara utuh. Dimana Indonesia adalah dimensi yang luas dari sebuah negara yang berdaulat, mereka hanya mengamati sosok pribadi SBY semata, namun mereka tak mau melihat capaian kinerja Pemerintah selama SBY pimpin. Ini yang namanya Opini Subyektif dari persprektif sempit yang hanya mencoba mencari-cari kesalahan tanpa mengekspose keberhasilan seseorang.

    Bagi saya Pemerintahan yang dilakukan oleh SBY merupakan Pemerintahan yang sedang berproses dan memperbaiki era peninggalan bobrok selama 32 tahun rezim otoriter dan Orde Baru berkuasa. Jika dinilai masih ada kekurangan adalah wajar, dan itu artinya harapan pad SBY sangat besar tentunya, dan itu adalah sikap pengakuan terhadap Pemerintah juga.

    SBY dan Politik Santunnya sudah berhasil mengubah bangsa ini dari bangsa yang kerdil menjadi mulai memahami arti Demokrasi yang kadang masih jauh dari sempurna. Tugas kita sebagai rakyat dan pelaku kehidupan di negara Indonesia adalah tetap optimis dan selalu berkarya nyata, ikut berpartisipasi kelola masyarakat dengan cara yang sesuai dengan posisi kita masing-masing.

     Kepada para pengamat dan SBY Hater's...sebaiknya mengedukasi rakyat dengan cara-cara yang santun dan akademis, sehingga demokrasi dimata rakyat akan utuh bukan menjadi jauh lebih carut-marut. Sampaikan optimisme mencintai bangsa ini, bukan memprovokasi agar rakyat membenci terhadap pemimpinnya yang akhirnya melakukan cara-cara bar-bar dan tak elok.
  
     Politik Santun akan menjadikan kita menjelma menjadi Kesantunan berpolitik. Sehingga rakyat ikut mengamini apa yang kita lakukan.

     Bravo Indonesia Bravo Pemerintah Indonesia.....
     Bravo Integritas....Karena Integritas sangat diperlukan oleh semua rakyat Indonesia.
     Salam Integritas.

       

Senin, 18 Juni 2012

Meminjam Istilah "Nabi"

     Ternyata di Indonesia kini sudah marak isu penyeragaman ideologi atas nama Agama tertentu. Ini yeng merupakan akar masalah yang sebenarnya bisa di dialog kan tanpa harus melakukan sindiran satu sama lain. Bahkan terjadi kekerasan atas nama Agama tertetnu.

     Kekerasan dimulai dengan menyebut Golongan Ahmadiyyah adalah Kafir dan harus diperangi dan dibinasakan. kemudian penggusuran Jemaat GKI Yasmin serta pembakaran tempat-tempat Ibadah. Makin jelas negara ini gagal membina kerukunan antar umat beragama dan penganut lainnya.

    Makin kacau lagi banyak budaya kita katanya diklaim orang lain..? hahaha.... yang saya tahu mereka coba lestarikan Budaya itu, aneh ya...kita yang gak peduli sama sekali tiba-tiba peduli. Aneh..aneh....

    Papua membara.....padahal yang rakyat Papua tuntut adalah KEADILAN KESEJAHTERAAN BAGI ALAM DAN RAKYAT TANAH PAPUA. Nah apakah kita sudah memenuhi tuntutan rakyat Papua tersebut..? Aaah Jangan-jangan kita juga sama-sama gak mau peduli, dan baru peduli dan seolah kita ikut merasakan penderitaan rakyat papua. Selama ini kemana kita..? Tidur..?
  
    Indonesia memang mesti punya "Nabi" yang bisa mempersatukan semua potensi Alam, manusia dalam kerangka bernegara. Kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang tak begitu jelas memposisikan rakyatnya, akhirnya membuat negeri ini hampir punah.

    4 Pilar Berbangsa dan bernegara ( Pancasila, UUD1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika ) yang digaungkan para pimpinan MPR baru sebatas kerja berdasarkan perintah anggaran dewan itu sendiri. Bagaimana tidak, apa yang telah dilakukan oleh para pimpinan MPR hanya sebatas pergi ke semua tempat hanya untuk mewacanakan 4 Pilar berbangsa dan bernegara itu. Aplikasi dan implementasi dari 4 pilar ini belum dilakukan rakyat.

    "Nabi" disini bagi saya bukan sosok orang, namun sebuah kutur, cara pandang, dan cara berfikir dan bertindak sebuah bangsa. Bagaimana nasib toleransi, keberagaman, keramahtamahan, musyawarah dan keadilan ini berlaku di negara Indonesia yang kita cintai bersama.

    "Nabi" disini lebih tepatnya sosok sebuah prilaku bangsa....yaa Kita mesti meminjam istilah "Nabi" agar bangsa ini keluar dari semua keterpurukan yang ada.

Minggu, 10 Juni 2012

Menjadi Indonesia Dengan Apa Adanya



KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN
     Mampu memberikan yang terbaik untuk Bangsa dan Negara, saat ini banyak cara. Baik di bidang Politik, Hukum, Sosial, Ekonomi dan sebagainya, merupakan sikap dan mental yang kerap kali dipertanyakan, digugat, bahkan dicemooh.

     Partai Serikat Rakyat Independent merupakan wadah politik bagi warga negara yang kerap kali kebingungan, bagaimana caranya berbuat untuk bangsa dan negara yang kita cintai. Apa yang harus dilakukan kita sebagai warga negara yang baik untuk berkiprah untuk bangsanya.

     Memberikan semua jiwa raga.? Harta Benda..?....... Kita harus ubah pradigma itu hanya sebagai slogan belaka. Sikap nyata untuk berikan yang kita bisa adaljah sikap sebenarnya. Tanpa perlu bermulut berbusa tanpa makna.

     Kini bangsa ini membutuhkan orang-orang yang biasa saja, namun mempunyai Integritas, yaitu kesamaan kata dan perbuatan. Dan Partai SRI menawarkan konsep itu. Konsep yang berlandaskan keprihatinan ttg nasib bangsa ini.

     Seperti kita tahu..nergara kita tersandera oleh berbagai kasus korupsi yang merajalela. Partai SRI hadir sebagai solusi bagi masyarakat yang tak terakomodir partisipasinya. Partai SRI terbuka bagi semua lapisan masyarakat. Tak ada sekat dan pembatas, semua terbuka dan menjadi karya nyata.

     Partai SRI ingin menjadikan Indonesia menjadi bangsa apa adanya, yang di isi orang-orang biasa yang selalu menjaga dan mencintai Indonesia dengan apa adanya. Partai SRI hadir dengan penuh kewaspadaan tinggi. Hadir dengan senyuman manis, hadir dengan pelukan hangat untuk mempererat sifat, sikap kita sebagai manusia Indonesia.

     Indonesia butuh kita...butuh anda semua yang mempunyai Integritas tinggi untuk mencintai Indonesia dengan akal sehat dan apa adanya.





Minggu, 20 Mei 2012

14 Tahun yang lalu...

     Soeharto ucapkan... " Saya berhenti dari Jabatan sebagai Presiden RI sejak dibacakannya pernyataan ini...".


     Merdeka....Merdeka....Kita merdeka dari Diktator itu, 32 tahun kita dijajah dengan paksa oleh rezim otoriter. Selama itu pula Demokrasi Indonesia cuma dimanipulasi dengan Slogan Demokrasi Pancasila. Saya ingat betapa sewaktu saya sekolah dulu mulai SD, SMP sampai SMA semua dicekoki ideologi "Pancasila yang Manipulatif".
     Ya....dremokrasi negara kita sangat-sangat dikebiri, semua yang berbeda pendapat dengan pemerintah mesti dihabisi. Kita masayarakat biasa seakan tabu utk mempertentangkan semua kebijakan pemerintah pusat. Pemerintah Daerah tak ubahnya sebagai daerah penghasil bagi pusat. Semua hasil bumi, tambang, minyak bumi dsb dikuasai oleh orang-orang pusat.
       Mata pelajaran di sekolah semuanya terkontrol oleh pusat, metode penyeragaman pembelajaran semuanya ditentukan melalui regulasi pusat. Jangan pernah ada yang membantah, apalagi membangkang.
       Para birokrat seakan sebagai boneka dan alat kekuasaan bagi pemerintah pusat. Ketahanan pangan dan Stabilitas keamanan merupakan program utama Orde Baru saat itu. Budaya suap dibalik meja sudah menjadi rahasia umum, sulit dibantah, dan sukar dihentikan. Tak ada yang berani menentang kesewenang-wenangan birokrasi.
      Sejarah kelam selama 32 tahun sangat menyakitkan, pelanggaran HAM, kesewenagan hukum, semuanya diambil tindakan represif oleh negara jika menentang. Dan akan di kenakan pasal makar dan subversif jika dinilai membahayakan pemerintah.
       Kini semuanya berubah, sejak 21 Mei 1998, rakyat Indonesia menuju gerbang pintu kemerdekaannya, sebagai bangsa yang bermartabat dan melaksanakan demokrasi dengan benar, tanpa ada lagi rasa risih, takut, malas, ngeri, dan sebagainya. Kita menuju era baru yang kita namakam orde REFORMASI.
        Kenyataan pahit, setelah 14 tahun yang lalu itu, KKN hingga kini sulit di hentikan. selain sudah menjadi mind set kelam bangsa ini, sudah beranak pinak ideologi korup itu. Banyak diantaranya para aktivis 1998 juga yang terjerat kasus KORUPSI. Menyedihkan...
       Peran Mahasiswa kini tak ubahnya seperti "anjing menggonggong", terlihat galak, tetapi takut akan perlawanan sebaliknya. Masyarakat sipil mulai bentrok dan mempermaslahkan "ISU SARA". Padahal masalah itu sudah selayaknya terhapus dari doktrin dan pikiran kita.
       Orde Reformasi masih banyak catatan dan kritik, nah ini yang perlu kita garis bawahi bersama. Kelakuan para pejabat di daerah yang seenak udelnya meminkan UU dan PP serta keluarkan Perda yang masih tak menghidupi hajat hidup orang banyak. Mereka hanya hidupi keluarga, kolega dan kelompoknya saja. Praktik KKN di daerah meningkat tajam.
        Rakyat makin ditinggalkan pemimpinnya. sementara Pemimpinnya asyik, bermasyuk ria dengan maksiat, dan kejahatan korupsi. Makelar kasus hukum, pajak,birokrasi rumit. Rakyat makin terpinggirkan.
         Dimanakah para aktivis 1998 itu...?

     

Minggu, 13 Mei 2012

BERSAMA KITA BISA..!!!

     Ketika Suasana Kebersamaan membaur dan tak ada kata dan dinding pemisah, itu sejatinya pertemuan penuh makna. Kita semua sama, tanpa ada rasa pembeda sama sekali. Dengan cara yang biasa, kami berkumpul sebagai orang biasa tak ubahnya menumpuk semangat, solodaritas sebagai kaum biasa untuk hasilkan karya yang luar biasa. Karya yang Luar Biasa bagi Negeri yang teramat Kita Cintai. INDONESIA.!!!
    
     Merapatkan barisan dari mengumpulka energi semua elemen, tanpa memilih kamu harus darimana, Kita merupakan satu kesatuan asa dan rasa yang membumbung tinggi, guna mencintai Indonesia apa adanya. Semangat Kami satu..... Jadikan Indonesia apa adanya tanpa KORUPSI, dan POLITIK KOTOR tanpa akal sehat.
    
     Kami hanya sekumpulan orang biasa tanpa daya yang "sombong'', Kami akan gunakan kebersamaan ini selamanya untuk Mencintai Indonesia apa adanya.
    
       BERSAMA KITA BISA..!!!

Selasa, 24 April 2012

SEX and CORUPTING

"Kebutuhan dan Hasrat sexualitas setiap manusia berbeda jika Manusia itu Hidup"
     Kejadian memalukan di arena Gedung Dewan yang dihuni anggota DPR yang terhormat itu kembali "tercoreng", entah sudah yang keberapa kali, kebejatan moral dan prilaku amoral dipertontonkan oleh para anggota dewan yang terhormat itu..

      Masih hangat di ingatan kita kelakuan Arifinto dari Fraksi PKS, yang dengan asyik dan sangat sadar menikmati dari Tablet PC-nya sebuah tayangan dan content porno disaat dia sedang mengikuti agenda sidang DPR, dimana keseriusan dan keteguhan para anggota dewan dalam membawa aspirasi rakyat yang sudah memilihnya untuk menjadi wakil nya di DPR.

     Kelakuan amoral itu sontak membuat "geger'', hujatan makian dari masyarakat terus mengalir, tak pelak lagi PKS sebagai partai yang menaunginya juga mendapat kecaman keras. Apalagi PKS dikenal sebagi partai santun dan moralis serta agamis.

     Kini kita lebih dihebohkan lagi oleh penayangan foto dari rekaman video yang berisikan adegan intim layaknya suami istri di"ranjang". Dan disinyalir itu adalah diperankan oleh anggota Dewan yang terhormat.

     Jika sudah begini, apa yang mesti kita banggakan dari lembaga dan institusi DPR, jika dihuni oleh orang-orang yang hanya berorientasi penyimpangan sex, korupsi, narkoba, oportunis, kekuasaan semata, dan menjadi pengeruk kekayaan.

     Tupoksi anggota dewan dan DPR akhirnya tereduksi oleh hal-hal yang dirasa merupakan kejahatan, baik moral dan sosial, serta kejahatan tindak pidana lainnya. Fungsi DPR sebagai Lembaga Legislasi, dan membuat semua perundang-undangan akhirnya tertutupi oleh aksi koboi, dan aksi "Free Live Style" para anggota Dewannya.

     Melihat kenyataan miris ini, saya sebagai rakyat jelata tak habis pikir, apa yang ada dibenak pikiran mereka, mengapa mereka tak pernah berpikir bahwa kami rakyat jelata butuh Sembako Murah, Bensin Murah, Lapangan Pekerjaan Mudah, Sekolah Murah, Pengobatan Murah, Bayar SPP Sekolah Murah, dan serba kemudahan bagi kami rakyat jelata.

     Ayo, usut, dan tindak jika memang ditemukan benar ada anggota dewan yang melakukan kejahatan moral dan tindak pidana, baik korupsi dan kriminalitas.

     Bersihkan nama baik DPR dari orang-orang bejat. Cukup sudah Ariel Peterpan yang menjadi aktor mesum. Dewan Perwakilan Rakyat harus dikembalikkan ke "Khittah" nya. Jangan sampai saya sebagai rakyat jelata bersikap apatis dan tak mengakui DPR. Lama kelamaan kita semua tak akui Indonesia sebagai Negara. mau..????

    Menjadi manusia baik, bukan dilihat dari "sebagai apa" kita, tetapi kita harus melihat diri kita sebagai manusia adalah "Kita sudah berbuat apa untuk sesama". Manusia Indonesia adalah manusia yang dibekali kebenaran dan kebaikan dalam mengelola hidupnya, jika kita tak seperti itu berarti kita bukan Manusia Indonesia.




Kamis, 19 April 2012

Sepakbola ku Sudah Renta

     Dirgahayu PSSI ke 82 19 April 1930, sepertinya Sepakbola kita sudah tua, renta, dan tak bertenaga. Hal itu jika dianalogikan dengan umur manusia. Namun jika dilihat dari usia Prestasi seharusnya dengan usia yang begitu tua, sudah selayaknya mengoleksi Piala dengan bermacam "gaya".
     Usia yang pantasnya dipanggil "Mbah, Kakek, Nenek...", yang menandakan sudah pernah memiliki "kedewasaan" dan selayaknya berkibar di usia senjanya. PSSI bukanlah seonggok kendaraan tua, manusia tua, barang tua, namun PSSI adalah sebuah Federasi Sepakbola tertinggi di Tanah Air tercinta Indonesia Raya.
      Prestasi itu sebenarnya akan datang ketika, PSSI yang saat ini menampilkan Ketua Umum yang baru hasil pilihan yang demokratis, dan lahir di era yang benar-benar baru, dan memiliki visi misi yang "Idealis", yaitu ingin membawa Negara ini menjadi Tuan rumah bagi Sepakbola nya sendiri. Dan Mengukir Prestasi tinggi.
      Harapan tinggi memang sudah disematkan kepada Pengurus baru yang benar-benar Fresh dan masih "suci', karena di era yang sudah-sudah, yang ada cuma setumpuk proyek mercusuar, yang high class tanpa ada research yang mendalam. juga tak pernah ada masterplan yang jelas. Namun diera yang dulu pernah ada sebauh "tekad" maju ke Piala Dunia. Namun "angan-angan" itu menjadi sia-sia diawang-awang. Mengapa....Prestasi tak pernah ada, malah sempat tak pernah kirim ke Sea Games dan Asian Games. Namun malah menjadi "proyek" dari seorang "oknum" petingginya.
     Dari kemuakan yang sudah menumpuk di dada para insan sepakbola tanah air, telah lahir era baru di tubuh PSSI saat ini. Mereka dengan niat yang paling hakiki, yaitu "Mencintai Sepakbola hanya untuk Tanah Air Indonesia Raya".
     Era yang sekarang ini tak ubahnya para supir muda dengan sebuah bis tua yang hampir mogok, dan mereka pelan-pelan bisa menjalankan dan memperbaarui mesinnya dengan yang baru, jadi walaupun bis tua yang kusam, tapi punya nyali bersaing yang "hebat".
     Era sekarang bertekad mengembalikan memainkan sepakbola dengan dasar yang benar, bukan tipu muslihat, dan rekayasa. Program utama mereka adalah pembinaan usia dini yang berjenjang. Ini ditandai dengan munculnya Timnas-Timnas Usia Muda yang berhasil dibentuk untuk penunjang kepada Timnas Senior nantinya.
     Essensi ini lah yang menjadi modal kuat PSSI Reform untuk membuat Sepakbola Indonesia berjaya. Bermain sepakbola dengan baik di usia dini akan membentuk pemain yang benar-benar bisa bermain bola. Di usia dini bisa tanamkan Fair Play. Jadi gak akan pernah ada lagi nantinya kita melihat adegan bermain bola dengan gaya "Pencak Silat".
      Semoga di usia yang sudah renta ini Sepakbola Indonesia menjadi sepakbola bercita rasa Asia yang khas Indonesia, seperti halnya bergaya "Brazil, Jerman, Spanyol, Inggris, dan lainnya". Doa kami semua insan sepakbola Indonesia agar '' PSSI menjadi kiblat sepakbola di Asia ''. DIRGAHAYU PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA''. Bravo...PSSI.
     
     

Senin, 16 April 2012

Ujian Nasional = Ketakutan Nasional

     Perhelatan Ujian Nasional pada tahun 2012 ini kembali menjadi "kehebohan" di setiap perhelatannya. Pemerintah yang awalnya merencanakan Ujian Nasional adalah sebuah tolok ukur suatu bangsa, masyarakat yang beradab, memiliki kecerdasan budaya, sosial, ekonomi, dan politik. Ujian Nasional yang dilaksanakan pemerintah ini bertujuan agar bangsa ini menjadi Bangsa yang memilki standarisasi dalam prencanaan Kualitas Pendidikan setiap tahunnya.
      Pemerintah berupaya keras memenuhi standard mutu pendidikan di masyarakat, dengan dikeluarkannya UU Pendidikan, maka pemerintah berkewajiban penuh menemukan formula baru perencanaan program mutu pendidikan yang baik, berlevel dunia. agar Bangsa ini maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain dan tidak melulu selalu harus menyajikan data kemiskinan, dan kemiskinan setiap tahunnya.
       Upaya Pemerintah senantiasa dilakukan mengikuti pola ''pendidikan'' yang modern, maju, dan berstandar dunia dan selalu melakukan research melalui pola yang dilakukan BPS dan mengintegrasinya kedalam pola pendidikan masyarakat Indonesia pada umumnya. Artinya Pemerintah tidak diam, dan terus berupaya melakukan "penerpan'' prospektif positif dalam kerangka Pendidikan Nasional.
        Ujian Nasional merupakan salah satu indikator pemerintah untuk dapat melihat apakah standar dan mutu pendidikan di negara kita telah benar-benar optimal dan berhasil guna, karena kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia sejatinya diperlukan suatu batasan dan ukuran, sehingga bangsa kita bisa disebut bangsa yag cerdas. Dan Indeks Prestasi Manusia Indonesia bergerak positif setiap tahunnya.
        Celakanya perhelatan Ujian Nasional yang dilakukan oleh Pemerintah mendapat 'resistensi' dari masyarakat yang menganggap pelaksanaan Ujian Nasional adalah kegiatan "tak bermutu", simpang siur, penuh tipu muslihat, dan belum saatnya diterapkan secara nasional. Masyarakat menilai bahwa mutu dan standar pendidikan di daerah tidak akan pernah sama dengan yang di pusat/kota. Masyarakat beranggapan bahwa Mutu kelulusan di daerah belum setara dengan mutu pendidikan di daerah, padahal UU Pendidikan mengisyaratkan bahwa di daerah berpeluang menciptakan mutu pendidikan yang baik dan setara dengan yang dilakukan di perkotaan.
        Mutu Pendidikan yang hendak disampaikan masyarakat ini sangat bertolak belakang dengan keinginan pemerintah yang nota bene inginkan "survey" mutu pendidikan yang dilakukan oleh seluruh didaeraj di Indonesia, sudah sejauh mana capaian standard dan mutu pendidikan yang sudah diselenggarakan didaerah-daerah di Indonesia, apakah semua elemen masyarakat pendidikan (orang tua dan murid serta guru) dapat bersinergi mensukseskan program da perencanaan pendidikan yang bermutu dan berkualitas tinggi yang ingin dicapai pemerintah.
       Gonjang-ganjing Ujian Nasional selalu ada pada masalah ''tersosialisaikan" atau tidak tujuan diadakannya Ujian Nasional ini, masyarakat terlanjur "gaduh" dengan masalah-masalah dampak sosial daripada essensi Ujian Nasional itu sendiri. Sebagian besar dampak buruk dari ujian Nasional adalah dampak ketidaklulusan, padahal Ujian Nasional ini berbobot 40% dari keseluruhan nilai kelulusannya.
       Masyarakat 'kadung' paraniod dengan Ujian Nasional daripada mau melihat sisi positifnya kegiatan Ujian Nasional itu sendiri, masyarakat masih ingin disebut miskin, bodoh, tertinggal jadi gak perlu adanya Ujian Nasional. Jika benar adanya, kapan negara kita ini maju, cerdas, dan berdaya guna tinggi, serta berkualitas.? Dengan adanya Ujian Nasional ini sebenarnya Pemerintah bisa melakukan "matrix" kebutuhan kualitas sumber daya manusia dari segi pendidikan. Dan dapat dilakukan langkah positif jika hasil Ujian Nasional tak memenuhi standard dan mutu SDM kita. Dan berbenah di tahun berikutnya dan dapat ditemukan formula penting untuk dapat mendongkrak performa sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih baik.
       Sejatinya masayarakat kita ini harus diarahkan kepada "pola pikir" maju, bukan pola pikir sendu dan galau. Kita tak ingin masyarakat kita menjadi amnesia akut, dan menjadi peminta-minta, serta menjadi masyarakat malas tak mau berupaya keras agar bisa bersaing dan tak pernah putus asa. Pikiran-pikiran ini harus terpolakan, sehingga masyarakat dapat mandiri dan mempunyai etos kerja dan hidup yang tinggi.
       Selamat Melaksanakan Ujian Nasional dengan baik dan tak perlu ikuti "rumor' isu dan segala pemberitaan yang gak penting. Tetap Fokus dan semangat Belajar..! Bravo Pelajar Indonesia.... Jadilah Ummat yang Cerdas, pintar dan bersahaja.
      


Bola Indonesia dibuat "Mati"

       Ketika PSSI legal yang dipimpin Johar melakukan serangkaian aksi pertama dan aksi "bersih" diri dari segerombolan tikus bola, dan para mafioso menimbulkan kegaduhan tersendiri.
Awalnya semua pihakpun tak menyangka aksi "kebersihan" ini yang dinilai sebagai langkah Revolusi sebenarnya ini menuai badai "dendam" kesumat.
     Dendam kesumat ini dimulai ketika PSSI Reform ini melakukan pertemuan guna mengadakan Kompetisi yang berkabel "Profesional" secara utuh, dimana Klub harus mandiri dan tak tergantung dari pendanaan subsidi Pemerintah Daerah yang dikenal dengan "sumbangan dana APBD" untuk sepakbola Indonesia. 
     Awal ide menggunakan APBD sebagai bentuk apresiasi dan dukungan untuk mendongkrak Sepakbola Nasional berupa suntikan dana dari Klub yang dinaungi Pemerintah Daerah setempat. Namun celakanya, APBD menjadi sarang korupsi tersembunyi bagi para pengurus Klub, Pengda PSSI, dan oknum dari Pemerintah juga Dewan. Nah banyak yang timbulkan masalah dari "keserakahan" penggunaan APBD yang notabene sulit utk di SPJ kan atau dipertanggungjawabkan secara legal hukum mengenai penggunaan uang rakyat melalui APBD.
     Awal kepemimpinan Johar Arifin adalah utk menjadikan Klub di Indonesia benar-benar Profesional, baik dari segi pendanaan, pengelolaan klub, kepemilikan, sehingga mudah untuk di audit dan di"publish" ke masyarakat.
    Dunia Sepakbola sudah menjadi Industri dan Klub Profesional adalah jawaban dan bentuk untuk menuju kepada era "Soccer Industries". Segala sesuatunya harus mandiri disiplin untuk ciptakan sejarah baru geliat sepakbola ditanah air.
   Sayang ditengah penyusunan format kompetisi Profesional yang mengharuskan Klub Profesional dicederai oleh ego "penghasutan tentang Statuta PSSI dan FIFA'' yang beralasan bahwa jumlah klub harus tetap 18 bukan 24 klub sebagaimana keputusan PSSI. Protes ini di awaki oleh anggota Exco yaitu La Nyalla Mataliti (LNM).
    " Ketika PSSI bersikeras penambahan itu dikarenakan ke-6 Klub yang masuk adalah Klub yang lolos verifikasi berdasarkan aturan AFC dan FIFA bukan aturan PSSI ataupun IPL (Indonesian Premiere Leuage)" kata Johar Arifin Ketua Umum PSSI sekali waktu memberi penjelasan di acara Mata Najwa Rabu 11 April 2012.
      La Nyalla tetap bersikeras 6 klub itu harus masuk dan merangkak dari bawah untuk menaiki tangga kasta tertinggi di kompetisi, sebagai mana klub-klub didunia lainnya. Alasan ini akhirnya sontak menimbulkan kegaduhan sangat diantara klub-klub di PSSI. Kesempatan "kegaduhan" ini dimanfaatkan oleh Djoko Driyono selaku direktur Liga Indonesia peride Nurdin Halid. Djoko kembali menghiduokan ISL yang notabene tak dapat pengakuan dari ISL.
     Sontak klub-klub akhirnya terbagi dualisme dalam memandang sebuah aturan kompetisi. ISL berhasil gaet klub-knlub yang sudah biasa main dikompetisi yang selama Nurdin berkuasa tak menghasilkan sebuah klub bermental Juara. Sriwijaya FC, Arema, Persib, Peripura, semua "menangis" diajang antar klub di ASIA. (Asian Champions Leuage ).
     Sekedar mengingatkan semua "bandito" di era lama digusur habis agar tak menimbulkan dampak buruk yang lalu menimpa PSSI Reform, termasuk PT Liga Indonesia yang memiliki otoritas tentang Kompetisi tertinggi.
    Aksi La Nyalla Mataliti akhirnya mencapai Klimaks dengan membentuk "KPSI' (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia) dengan agenda yang provokatif, mencalonkan Dahlan Iskan menteri BUMN sang menteri Nyentrik ketika memimpin BUMN PLN, namun "paksaan usungan' dari KPSI agar DI mau dicalonkan menjadi Ketua Umum PSSI versi KPSI. Namun paksaan dan rayuan KPSI ditolak Dahlan Iskan, "Saya tak tertarik pimpin Sepakbola Indonesia".
    Penolakan Dahlan dan pernyataan tegasnya membuat "sakit hati" para komisioner KPSI. Aksi mereka selanjutnya yaitu mendatangi KONI agar menegur PSSI dan membubarkannya. KONI awalnya akan mempertimbangkan usulan dari KPSI ini dengan memediasi pertemuan KPSI dan PSSI, namun mengalami deadlock, karena PSSI menganggap Pemerintah dalam Aturan Statuta FIFA dilarang "mengintervensi" konflik Internal PSSI, dan PSSI menilai konflik ini bukan permasalahan yang sangat berat. Buktinya hanya dengan waktu beberpa Bulan PSSI U-23 berhasil hasilkan Perak, bandingkan dgn versi PSSI Korup yang lalu. Mereka harus bertahun-tahun utk berprestasi dikancah Internasional.
     Gagal mengelabui KONI dan Pemerintah mereka akhirnya melaksanakan "Kongres Main-Main" di Ancol, yang menghasilkan Pengurus PSSI Abal-Abal yang diketuai oleh La Nyalla Mataliti, dan Toni Aprilani sebagai sekjen nya.
     Tak puas dengan itu semua mereka membentuk Timnas Tandingan dengan memanggil Pelatih eks Timnas yaitu Alfred Riedl. Yang ternyata hanya akan membuat timnas selama 2 bulan berdasarkan Ontrak yang ditandatangani bersama PSSI-KPSI. Aneh bin ajaib...." Kita buat dan bentuk saja dulu Timnas nya dengan bantuan Alfred Riedl sebagai pelatih kepala,...nah untuk lawan tanding nanti saja dulu.." begitu kata Toni Aprilani sewaktu ditanya oleh Najwa Shihab pada kesempatan hadir di acara Mata Najwa Rabu 11 April 2012 pukul 21.30 WIBB. Ini pernyataan serius atau main-main...masa Timnas kita buat tanpa tahu mau tanding melawan siapa dan di kesempatan apa...Sungguh Lucunya sikap Unsmart dari para pengurus PSSI-KPSI.
     Aksi Provokasi mereka hanya aksi koboi tak berisi cuma numpang gengsi yang basi tanpa peduli pada PSSI itu sendiri.
     Ayo Tolak kehadiran PSSI-KPSI bersama timnas abal-abal...!
     Viva La PSSI.... Tetap Semangat bagi Johar Arifin dkk, sempurnakan ibadah kalian melalui Sepakbola Indonesia yang bersih. Fair Play...

Minggu, 15 April 2012

Kemerdekaan Diri

     Menjadi manusia merdeka adalah manusia yang dapat mengimplementasikan semua yang tertanam dalam dirinya. Yang tertanam dalam dirinya adalah semua potensi positif dan negatif, tergantung energi mana yang akan dipakai sebagai kemerdekaan diri.

    Menjadi penting dan sedikit "narsis' untuk eksplore diri merupakan sikap jantan dan "kehebatan" pada diri suatu manusia beradab, jangan selalu cengeng dan menganggap diri kita ini lemah dan terbelakang. Jika pikiran "kotor" ini selalu merasuk dan menciptakan stigma yang akut, malah kita menjadi kerdil dan akhirnya terdampar dikubangan 'kebodohan" dan "keterbelakngan itu sendiri.

    Kami suka sekali jargon "Damn, I Love Indonesia.." inilah ekspresi kemerdekaan yang ingin kami sebarkan. Walau hanya tertulis dalam kaos, namun makna yang terpenting adalah "Kemerdekaan Diri"