Laman

Selasa, 24 April 2012

SEX and CORUPTING

"Kebutuhan dan Hasrat sexualitas setiap manusia berbeda jika Manusia itu Hidup"
     Kejadian memalukan di arena Gedung Dewan yang dihuni anggota DPR yang terhormat itu kembali "tercoreng", entah sudah yang keberapa kali, kebejatan moral dan prilaku amoral dipertontonkan oleh para anggota dewan yang terhormat itu..

      Masih hangat di ingatan kita kelakuan Arifinto dari Fraksi PKS, yang dengan asyik dan sangat sadar menikmati dari Tablet PC-nya sebuah tayangan dan content porno disaat dia sedang mengikuti agenda sidang DPR, dimana keseriusan dan keteguhan para anggota dewan dalam membawa aspirasi rakyat yang sudah memilihnya untuk menjadi wakil nya di DPR.

     Kelakuan amoral itu sontak membuat "geger'', hujatan makian dari masyarakat terus mengalir, tak pelak lagi PKS sebagai partai yang menaunginya juga mendapat kecaman keras. Apalagi PKS dikenal sebagi partai santun dan moralis serta agamis.

     Kini kita lebih dihebohkan lagi oleh penayangan foto dari rekaman video yang berisikan adegan intim layaknya suami istri di"ranjang". Dan disinyalir itu adalah diperankan oleh anggota Dewan yang terhormat.

     Jika sudah begini, apa yang mesti kita banggakan dari lembaga dan institusi DPR, jika dihuni oleh orang-orang yang hanya berorientasi penyimpangan sex, korupsi, narkoba, oportunis, kekuasaan semata, dan menjadi pengeruk kekayaan.

     Tupoksi anggota dewan dan DPR akhirnya tereduksi oleh hal-hal yang dirasa merupakan kejahatan, baik moral dan sosial, serta kejahatan tindak pidana lainnya. Fungsi DPR sebagai Lembaga Legislasi, dan membuat semua perundang-undangan akhirnya tertutupi oleh aksi koboi, dan aksi "Free Live Style" para anggota Dewannya.

     Melihat kenyataan miris ini, saya sebagai rakyat jelata tak habis pikir, apa yang ada dibenak pikiran mereka, mengapa mereka tak pernah berpikir bahwa kami rakyat jelata butuh Sembako Murah, Bensin Murah, Lapangan Pekerjaan Mudah, Sekolah Murah, Pengobatan Murah, Bayar SPP Sekolah Murah, dan serba kemudahan bagi kami rakyat jelata.

     Ayo, usut, dan tindak jika memang ditemukan benar ada anggota dewan yang melakukan kejahatan moral dan tindak pidana, baik korupsi dan kriminalitas.

     Bersihkan nama baik DPR dari orang-orang bejat. Cukup sudah Ariel Peterpan yang menjadi aktor mesum. Dewan Perwakilan Rakyat harus dikembalikkan ke "Khittah" nya. Jangan sampai saya sebagai rakyat jelata bersikap apatis dan tak mengakui DPR. Lama kelamaan kita semua tak akui Indonesia sebagai Negara. mau..????

    Menjadi manusia baik, bukan dilihat dari "sebagai apa" kita, tetapi kita harus melihat diri kita sebagai manusia adalah "Kita sudah berbuat apa untuk sesama". Manusia Indonesia adalah manusia yang dibekali kebenaran dan kebaikan dalam mengelola hidupnya, jika kita tak seperti itu berarti kita bukan Manusia Indonesia.




Kamis, 19 April 2012

Sepakbola ku Sudah Renta

     Dirgahayu PSSI ke 82 19 April 1930, sepertinya Sepakbola kita sudah tua, renta, dan tak bertenaga. Hal itu jika dianalogikan dengan umur manusia. Namun jika dilihat dari usia Prestasi seharusnya dengan usia yang begitu tua, sudah selayaknya mengoleksi Piala dengan bermacam "gaya".
     Usia yang pantasnya dipanggil "Mbah, Kakek, Nenek...", yang menandakan sudah pernah memiliki "kedewasaan" dan selayaknya berkibar di usia senjanya. PSSI bukanlah seonggok kendaraan tua, manusia tua, barang tua, namun PSSI adalah sebuah Federasi Sepakbola tertinggi di Tanah Air tercinta Indonesia Raya.
      Prestasi itu sebenarnya akan datang ketika, PSSI yang saat ini menampilkan Ketua Umum yang baru hasil pilihan yang demokratis, dan lahir di era yang benar-benar baru, dan memiliki visi misi yang "Idealis", yaitu ingin membawa Negara ini menjadi Tuan rumah bagi Sepakbola nya sendiri. Dan Mengukir Prestasi tinggi.
      Harapan tinggi memang sudah disematkan kepada Pengurus baru yang benar-benar Fresh dan masih "suci', karena di era yang sudah-sudah, yang ada cuma setumpuk proyek mercusuar, yang high class tanpa ada research yang mendalam. juga tak pernah ada masterplan yang jelas. Namun diera yang dulu pernah ada sebauh "tekad" maju ke Piala Dunia. Namun "angan-angan" itu menjadi sia-sia diawang-awang. Mengapa....Prestasi tak pernah ada, malah sempat tak pernah kirim ke Sea Games dan Asian Games. Namun malah menjadi "proyek" dari seorang "oknum" petingginya.
     Dari kemuakan yang sudah menumpuk di dada para insan sepakbola tanah air, telah lahir era baru di tubuh PSSI saat ini. Mereka dengan niat yang paling hakiki, yaitu "Mencintai Sepakbola hanya untuk Tanah Air Indonesia Raya".
     Era yang sekarang ini tak ubahnya para supir muda dengan sebuah bis tua yang hampir mogok, dan mereka pelan-pelan bisa menjalankan dan memperbaarui mesinnya dengan yang baru, jadi walaupun bis tua yang kusam, tapi punya nyali bersaing yang "hebat".
     Era sekarang bertekad mengembalikan memainkan sepakbola dengan dasar yang benar, bukan tipu muslihat, dan rekayasa. Program utama mereka adalah pembinaan usia dini yang berjenjang. Ini ditandai dengan munculnya Timnas-Timnas Usia Muda yang berhasil dibentuk untuk penunjang kepada Timnas Senior nantinya.
     Essensi ini lah yang menjadi modal kuat PSSI Reform untuk membuat Sepakbola Indonesia berjaya. Bermain sepakbola dengan baik di usia dini akan membentuk pemain yang benar-benar bisa bermain bola. Di usia dini bisa tanamkan Fair Play. Jadi gak akan pernah ada lagi nantinya kita melihat adegan bermain bola dengan gaya "Pencak Silat".
      Semoga di usia yang sudah renta ini Sepakbola Indonesia menjadi sepakbola bercita rasa Asia yang khas Indonesia, seperti halnya bergaya "Brazil, Jerman, Spanyol, Inggris, dan lainnya". Doa kami semua insan sepakbola Indonesia agar '' PSSI menjadi kiblat sepakbola di Asia ''. DIRGAHAYU PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA''. Bravo...PSSI.
     
     

Senin, 16 April 2012

Ujian Nasional = Ketakutan Nasional

     Perhelatan Ujian Nasional pada tahun 2012 ini kembali menjadi "kehebohan" di setiap perhelatannya. Pemerintah yang awalnya merencanakan Ujian Nasional adalah sebuah tolok ukur suatu bangsa, masyarakat yang beradab, memiliki kecerdasan budaya, sosial, ekonomi, dan politik. Ujian Nasional yang dilaksanakan pemerintah ini bertujuan agar bangsa ini menjadi Bangsa yang memilki standarisasi dalam prencanaan Kualitas Pendidikan setiap tahunnya.
      Pemerintah berupaya keras memenuhi standard mutu pendidikan di masyarakat, dengan dikeluarkannya UU Pendidikan, maka pemerintah berkewajiban penuh menemukan formula baru perencanaan program mutu pendidikan yang baik, berlevel dunia. agar Bangsa ini maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain dan tidak melulu selalu harus menyajikan data kemiskinan, dan kemiskinan setiap tahunnya.
       Upaya Pemerintah senantiasa dilakukan mengikuti pola ''pendidikan'' yang modern, maju, dan berstandar dunia dan selalu melakukan research melalui pola yang dilakukan BPS dan mengintegrasinya kedalam pola pendidikan masyarakat Indonesia pada umumnya. Artinya Pemerintah tidak diam, dan terus berupaya melakukan "penerpan'' prospektif positif dalam kerangka Pendidikan Nasional.
        Ujian Nasional merupakan salah satu indikator pemerintah untuk dapat melihat apakah standar dan mutu pendidikan di negara kita telah benar-benar optimal dan berhasil guna, karena kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia sejatinya diperlukan suatu batasan dan ukuran, sehingga bangsa kita bisa disebut bangsa yag cerdas. Dan Indeks Prestasi Manusia Indonesia bergerak positif setiap tahunnya.
        Celakanya perhelatan Ujian Nasional yang dilakukan oleh Pemerintah mendapat 'resistensi' dari masyarakat yang menganggap pelaksanaan Ujian Nasional adalah kegiatan "tak bermutu", simpang siur, penuh tipu muslihat, dan belum saatnya diterapkan secara nasional. Masyarakat menilai bahwa mutu dan standar pendidikan di daerah tidak akan pernah sama dengan yang di pusat/kota. Masyarakat beranggapan bahwa Mutu kelulusan di daerah belum setara dengan mutu pendidikan di daerah, padahal UU Pendidikan mengisyaratkan bahwa di daerah berpeluang menciptakan mutu pendidikan yang baik dan setara dengan yang dilakukan di perkotaan.
        Mutu Pendidikan yang hendak disampaikan masyarakat ini sangat bertolak belakang dengan keinginan pemerintah yang nota bene inginkan "survey" mutu pendidikan yang dilakukan oleh seluruh didaeraj di Indonesia, sudah sejauh mana capaian standard dan mutu pendidikan yang sudah diselenggarakan didaerah-daerah di Indonesia, apakah semua elemen masyarakat pendidikan (orang tua dan murid serta guru) dapat bersinergi mensukseskan program da perencanaan pendidikan yang bermutu dan berkualitas tinggi yang ingin dicapai pemerintah.
       Gonjang-ganjing Ujian Nasional selalu ada pada masalah ''tersosialisaikan" atau tidak tujuan diadakannya Ujian Nasional ini, masyarakat terlanjur "gaduh" dengan masalah-masalah dampak sosial daripada essensi Ujian Nasional itu sendiri. Sebagian besar dampak buruk dari ujian Nasional adalah dampak ketidaklulusan, padahal Ujian Nasional ini berbobot 40% dari keseluruhan nilai kelulusannya.
       Masyarakat 'kadung' paraniod dengan Ujian Nasional daripada mau melihat sisi positifnya kegiatan Ujian Nasional itu sendiri, masyarakat masih ingin disebut miskin, bodoh, tertinggal jadi gak perlu adanya Ujian Nasional. Jika benar adanya, kapan negara kita ini maju, cerdas, dan berdaya guna tinggi, serta berkualitas.? Dengan adanya Ujian Nasional ini sebenarnya Pemerintah bisa melakukan "matrix" kebutuhan kualitas sumber daya manusia dari segi pendidikan. Dan dapat dilakukan langkah positif jika hasil Ujian Nasional tak memenuhi standard dan mutu SDM kita. Dan berbenah di tahun berikutnya dan dapat ditemukan formula penting untuk dapat mendongkrak performa sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih baik.
       Sejatinya masayarakat kita ini harus diarahkan kepada "pola pikir" maju, bukan pola pikir sendu dan galau. Kita tak ingin masyarakat kita menjadi amnesia akut, dan menjadi peminta-minta, serta menjadi masyarakat malas tak mau berupaya keras agar bisa bersaing dan tak pernah putus asa. Pikiran-pikiran ini harus terpolakan, sehingga masyarakat dapat mandiri dan mempunyai etos kerja dan hidup yang tinggi.
       Selamat Melaksanakan Ujian Nasional dengan baik dan tak perlu ikuti "rumor' isu dan segala pemberitaan yang gak penting. Tetap Fokus dan semangat Belajar..! Bravo Pelajar Indonesia.... Jadilah Ummat yang Cerdas, pintar dan bersahaja.
      


Bola Indonesia dibuat "Mati"

       Ketika PSSI legal yang dipimpin Johar melakukan serangkaian aksi pertama dan aksi "bersih" diri dari segerombolan tikus bola, dan para mafioso menimbulkan kegaduhan tersendiri.
Awalnya semua pihakpun tak menyangka aksi "kebersihan" ini yang dinilai sebagai langkah Revolusi sebenarnya ini menuai badai "dendam" kesumat.
     Dendam kesumat ini dimulai ketika PSSI Reform ini melakukan pertemuan guna mengadakan Kompetisi yang berkabel "Profesional" secara utuh, dimana Klub harus mandiri dan tak tergantung dari pendanaan subsidi Pemerintah Daerah yang dikenal dengan "sumbangan dana APBD" untuk sepakbola Indonesia. 
     Awal ide menggunakan APBD sebagai bentuk apresiasi dan dukungan untuk mendongkrak Sepakbola Nasional berupa suntikan dana dari Klub yang dinaungi Pemerintah Daerah setempat. Namun celakanya, APBD menjadi sarang korupsi tersembunyi bagi para pengurus Klub, Pengda PSSI, dan oknum dari Pemerintah juga Dewan. Nah banyak yang timbulkan masalah dari "keserakahan" penggunaan APBD yang notabene sulit utk di SPJ kan atau dipertanggungjawabkan secara legal hukum mengenai penggunaan uang rakyat melalui APBD.
     Awal kepemimpinan Johar Arifin adalah utk menjadikan Klub di Indonesia benar-benar Profesional, baik dari segi pendanaan, pengelolaan klub, kepemilikan, sehingga mudah untuk di audit dan di"publish" ke masyarakat.
    Dunia Sepakbola sudah menjadi Industri dan Klub Profesional adalah jawaban dan bentuk untuk menuju kepada era "Soccer Industries". Segala sesuatunya harus mandiri disiplin untuk ciptakan sejarah baru geliat sepakbola ditanah air.
   Sayang ditengah penyusunan format kompetisi Profesional yang mengharuskan Klub Profesional dicederai oleh ego "penghasutan tentang Statuta PSSI dan FIFA'' yang beralasan bahwa jumlah klub harus tetap 18 bukan 24 klub sebagaimana keputusan PSSI. Protes ini di awaki oleh anggota Exco yaitu La Nyalla Mataliti (LNM).
    " Ketika PSSI bersikeras penambahan itu dikarenakan ke-6 Klub yang masuk adalah Klub yang lolos verifikasi berdasarkan aturan AFC dan FIFA bukan aturan PSSI ataupun IPL (Indonesian Premiere Leuage)" kata Johar Arifin Ketua Umum PSSI sekali waktu memberi penjelasan di acara Mata Najwa Rabu 11 April 2012.
      La Nyalla tetap bersikeras 6 klub itu harus masuk dan merangkak dari bawah untuk menaiki tangga kasta tertinggi di kompetisi, sebagai mana klub-klub didunia lainnya. Alasan ini akhirnya sontak menimbulkan kegaduhan sangat diantara klub-klub di PSSI. Kesempatan "kegaduhan" ini dimanfaatkan oleh Djoko Driyono selaku direktur Liga Indonesia peride Nurdin Halid. Djoko kembali menghiduokan ISL yang notabene tak dapat pengakuan dari ISL.
     Sontak klub-klub akhirnya terbagi dualisme dalam memandang sebuah aturan kompetisi. ISL berhasil gaet klub-knlub yang sudah biasa main dikompetisi yang selama Nurdin berkuasa tak menghasilkan sebuah klub bermental Juara. Sriwijaya FC, Arema, Persib, Peripura, semua "menangis" diajang antar klub di ASIA. (Asian Champions Leuage ).
     Sekedar mengingatkan semua "bandito" di era lama digusur habis agar tak menimbulkan dampak buruk yang lalu menimpa PSSI Reform, termasuk PT Liga Indonesia yang memiliki otoritas tentang Kompetisi tertinggi.
    Aksi La Nyalla Mataliti akhirnya mencapai Klimaks dengan membentuk "KPSI' (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia) dengan agenda yang provokatif, mencalonkan Dahlan Iskan menteri BUMN sang menteri Nyentrik ketika memimpin BUMN PLN, namun "paksaan usungan' dari KPSI agar DI mau dicalonkan menjadi Ketua Umum PSSI versi KPSI. Namun paksaan dan rayuan KPSI ditolak Dahlan Iskan, "Saya tak tertarik pimpin Sepakbola Indonesia".
    Penolakan Dahlan dan pernyataan tegasnya membuat "sakit hati" para komisioner KPSI. Aksi mereka selanjutnya yaitu mendatangi KONI agar menegur PSSI dan membubarkannya. KONI awalnya akan mempertimbangkan usulan dari KPSI ini dengan memediasi pertemuan KPSI dan PSSI, namun mengalami deadlock, karena PSSI menganggap Pemerintah dalam Aturan Statuta FIFA dilarang "mengintervensi" konflik Internal PSSI, dan PSSI menilai konflik ini bukan permasalahan yang sangat berat. Buktinya hanya dengan waktu beberpa Bulan PSSI U-23 berhasil hasilkan Perak, bandingkan dgn versi PSSI Korup yang lalu. Mereka harus bertahun-tahun utk berprestasi dikancah Internasional.
     Gagal mengelabui KONI dan Pemerintah mereka akhirnya melaksanakan "Kongres Main-Main" di Ancol, yang menghasilkan Pengurus PSSI Abal-Abal yang diketuai oleh La Nyalla Mataliti, dan Toni Aprilani sebagai sekjen nya.
     Tak puas dengan itu semua mereka membentuk Timnas Tandingan dengan memanggil Pelatih eks Timnas yaitu Alfred Riedl. Yang ternyata hanya akan membuat timnas selama 2 bulan berdasarkan Ontrak yang ditandatangani bersama PSSI-KPSI. Aneh bin ajaib...." Kita buat dan bentuk saja dulu Timnas nya dengan bantuan Alfred Riedl sebagai pelatih kepala,...nah untuk lawan tanding nanti saja dulu.." begitu kata Toni Aprilani sewaktu ditanya oleh Najwa Shihab pada kesempatan hadir di acara Mata Najwa Rabu 11 April 2012 pukul 21.30 WIBB. Ini pernyataan serius atau main-main...masa Timnas kita buat tanpa tahu mau tanding melawan siapa dan di kesempatan apa...Sungguh Lucunya sikap Unsmart dari para pengurus PSSI-KPSI.
     Aksi Provokasi mereka hanya aksi koboi tak berisi cuma numpang gengsi yang basi tanpa peduli pada PSSI itu sendiri.
     Ayo Tolak kehadiran PSSI-KPSI bersama timnas abal-abal...!
     Viva La PSSI.... Tetap Semangat bagi Johar Arifin dkk, sempurnakan ibadah kalian melalui Sepakbola Indonesia yang bersih. Fair Play...

Minggu, 15 April 2012

Kemerdekaan Diri

     Menjadi manusia merdeka adalah manusia yang dapat mengimplementasikan semua yang tertanam dalam dirinya. Yang tertanam dalam dirinya adalah semua potensi positif dan negatif, tergantung energi mana yang akan dipakai sebagai kemerdekaan diri.

    Menjadi penting dan sedikit "narsis' untuk eksplore diri merupakan sikap jantan dan "kehebatan" pada diri suatu manusia beradab, jangan selalu cengeng dan menganggap diri kita ini lemah dan terbelakang. Jika pikiran "kotor" ini selalu merasuk dan menciptakan stigma yang akut, malah kita menjadi kerdil dan akhirnya terdampar dikubangan 'kebodohan" dan "keterbelakngan itu sendiri.

    Kami suka sekali jargon "Damn, I Love Indonesia.." inilah ekspresi kemerdekaan yang ingin kami sebarkan. Walau hanya tertulis dalam kaos, namun makna yang terpenting adalah "Kemerdekaan Diri"