Laman

Kamis, 27 Oktober 2022

BANTEN SETELAH 2024

 



BANTEN SETELAH 2024


Sebuah Refleksi untuk Daerah Tercinta

oleh : Rendra Prasetya, SE. MM.

     Ada banyak asa yang dimimpikan oleh hampir segenap lapisan masyarakat Banten, baik yang di wilayah kota dan perkampungan bahkan di masyarakat pedalaman yang kini menghuni daerah dan wilayah Provinsi Banten. Hal yang paling diinginkan adalah pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Banten khususnya akses pendidikan, kesehatan serta kesejahteraan sosial yang lain. Bahkan keadilan sektor ekonomi dan teknologi masih terpampang jurang ketidakadilan pembangunan tersebut.

     Kusamnya penataan kota, pasar, rumah sakit, perkantoran dan sekolah menjadi pemandangan yang layaknya hal yang lumrah. Kondisi ini menimbulkan permasalahan sosial tersendiri bagi daerah yang disahkan secara konstitusi pada tahun 2000 silam oleh Presiden KH. Abdurrahman Wahid. Banten menjadi daerah otonom Provinsi yang ada di Indonesia. Puncak kekecewaan masyarakat Banten tak pelak lagi ketika masalah Korupsi membelit Provinsi muda ini di era Gubernur Ratu Atut Chosiyah. Masa itu menjadi kelam seakan absurd bahwa Banten adalah sejarah kokoh dan hebatnya pemerintahan kesultanan yang merawat rakyat dan daerahnya menjadi daerah penghasil palawija terbesar dan sudah melakukan transaksi dagang dengan bangsa asing, Portugis, Inggris, Cina juga Belanda.

     Banten kemudian mulai bertranformasi di era Gubernur Wahidin Halim, ada banyak capaian pembangunan baik infrastruktur (jalan dan bangunan) juga tata kelola pemerintahan yang menjadi tagline "Good Governance". Tetapi masih banyak celah pembangunan yang belum maju dan menjadi dambaan masyarakat banten terutama akses kesehatan dan pendidikan yang masih dirasa kurang. Daerah-daerah tertinggal masih ada dan belum sepenuhnya mampu menikmati keadilan pembangunan yang disajikan oleh Pemerintah Banten bagi masyarakat Banten pada umumnya. Pengangguran, rakyat miskin, kelas menengah yang jomplang, bonus demografi yang belum termanfaatkan, pembangunan impact di bidang teknologi, sharing economi, masyarakat digital yang belum terbentuk, Smart City yang hanya masih menjadi jargon.

     Era baru Banten menyongsong Society 5.0 juga economic 4.0 serta kualitas akademis dan ekosistem literal masih jauh dari harapan wujud dan tumbuh. Sektor teknologi pangan dan pertanian serta pemanfaatan lahan pun masih belum menjadi priorotas pembangunan. 

      Optimisme akan tumbuhnya Banten setelah 2024 wajib digaungkan, potensi tumbuh kembangnya society 5.0 bisa di mulai dari Tangerang Raya dan Serang Raya. Dua wilayah ini jadi sentral pembangunan kota modern dan akan timbulnya daerah lain yang jadi penopang dan penunjang kota-kota metropolitan dan kota industri tersebut. Banten punya potensi road map daerah Metropolitan, daerah industri dan daerah pertanian dan pangan.

     Banten setelah 2024 akan menjadi daerah modern baru setelah Jakarta, kawasan paling lengkap mulai dari garis pantai yang indah juga daerah pegunungan yang sejuk dan nyaman. Apalagi banyak terdapat daerah potensi tambang alam yang menjanjikan. Maka peluang mendatangkan investor dan mengembangkan UKM jadi sangat besar.

      Banten menjadi magnet baru bagi pengembangan daerah tumbuh kembang menjadi daerah modern yang akan mampu mensejahterakan rakyatnya. Kondisi psikis masyarakatnya yang cenderung baik selama 5 tahun terakhir akan menjadi modal besar bagi pertumbuhan dan perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.

     Bravo Banten..!