Laman

Senin, 16 April 2012

Ujian Nasional = Ketakutan Nasional

     Perhelatan Ujian Nasional pada tahun 2012 ini kembali menjadi "kehebohan" di setiap perhelatannya. Pemerintah yang awalnya merencanakan Ujian Nasional adalah sebuah tolok ukur suatu bangsa, masyarakat yang beradab, memiliki kecerdasan budaya, sosial, ekonomi, dan politik. Ujian Nasional yang dilaksanakan pemerintah ini bertujuan agar bangsa ini menjadi Bangsa yang memilki standarisasi dalam prencanaan Kualitas Pendidikan setiap tahunnya.
      Pemerintah berupaya keras memenuhi standard mutu pendidikan di masyarakat, dengan dikeluarkannya UU Pendidikan, maka pemerintah berkewajiban penuh menemukan formula baru perencanaan program mutu pendidikan yang baik, berlevel dunia. agar Bangsa ini maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain dan tidak melulu selalu harus menyajikan data kemiskinan, dan kemiskinan setiap tahunnya.
       Upaya Pemerintah senantiasa dilakukan mengikuti pola ''pendidikan'' yang modern, maju, dan berstandar dunia dan selalu melakukan research melalui pola yang dilakukan BPS dan mengintegrasinya kedalam pola pendidikan masyarakat Indonesia pada umumnya. Artinya Pemerintah tidak diam, dan terus berupaya melakukan "penerpan'' prospektif positif dalam kerangka Pendidikan Nasional.
        Ujian Nasional merupakan salah satu indikator pemerintah untuk dapat melihat apakah standar dan mutu pendidikan di negara kita telah benar-benar optimal dan berhasil guna, karena kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia sejatinya diperlukan suatu batasan dan ukuran, sehingga bangsa kita bisa disebut bangsa yag cerdas. Dan Indeks Prestasi Manusia Indonesia bergerak positif setiap tahunnya.
        Celakanya perhelatan Ujian Nasional yang dilakukan oleh Pemerintah mendapat 'resistensi' dari masyarakat yang menganggap pelaksanaan Ujian Nasional adalah kegiatan "tak bermutu", simpang siur, penuh tipu muslihat, dan belum saatnya diterapkan secara nasional. Masyarakat menilai bahwa mutu dan standar pendidikan di daerah tidak akan pernah sama dengan yang di pusat/kota. Masyarakat beranggapan bahwa Mutu kelulusan di daerah belum setara dengan mutu pendidikan di daerah, padahal UU Pendidikan mengisyaratkan bahwa di daerah berpeluang menciptakan mutu pendidikan yang baik dan setara dengan yang dilakukan di perkotaan.
        Mutu Pendidikan yang hendak disampaikan masyarakat ini sangat bertolak belakang dengan keinginan pemerintah yang nota bene inginkan "survey" mutu pendidikan yang dilakukan oleh seluruh didaeraj di Indonesia, sudah sejauh mana capaian standard dan mutu pendidikan yang sudah diselenggarakan didaerah-daerah di Indonesia, apakah semua elemen masyarakat pendidikan (orang tua dan murid serta guru) dapat bersinergi mensukseskan program da perencanaan pendidikan yang bermutu dan berkualitas tinggi yang ingin dicapai pemerintah.
       Gonjang-ganjing Ujian Nasional selalu ada pada masalah ''tersosialisaikan" atau tidak tujuan diadakannya Ujian Nasional ini, masyarakat terlanjur "gaduh" dengan masalah-masalah dampak sosial daripada essensi Ujian Nasional itu sendiri. Sebagian besar dampak buruk dari ujian Nasional adalah dampak ketidaklulusan, padahal Ujian Nasional ini berbobot 40% dari keseluruhan nilai kelulusannya.
       Masyarakat 'kadung' paraniod dengan Ujian Nasional daripada mau melihat sisi positifnya kegiatan Ujian Nasional itu sendiri, masyarakat masih ingin disebut miskin, bodoh, tertinggal jadi gak perlu adanya Ujian Nasional. Jika benar adanya, kapan negara kita ini maju, cerdas, dan berdaya guna tinggi, serta berkualitas.? Dengan adanya Ujian Nasional ini sebenarnya Pemerintah bisa melakukan "matrix" kebutuhan kualitas sumber daya manusia dari segi pendidikan. Dan dapat dilakukan langkah positif jika hasil Ujian Nasional tak memenuhi standard dan mutu SDM kita. Dan berbenah di tahun berikutnya dan dapat ditemukan formula penting untuk dapat mendongkrak performa sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih baik.
       Sejatinya masayarakat kita ini harus diarahkan kepada "pola pikir" maju, bukan pola pikir sendu dan galau. Kita tak ingin masyarakat kita menjadi amnesia akut, dan menjadi peminta-minta, serta menjadi masyarakat malas tak mau berupaya keras agar bisa bersaing dan tak pernah putus asa. Pikiran-pikiran ini harus terpolakan, sehingga masyarakat dapat mandiri dan mempunyai etos kerja dan hidup yang tinggi.
       Selamat Melaksanakan Ujian Nasional dengan baik dan tak perlu ikuti "rumor' isu dan segala pemberitaan yang gak penting. Tetap Fokus dan semangat Belajar..! Bravo Pelajar Indonesia.... Jadilah Ummat yang Cerdas, pintar dan bersahaja.
      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar