Laman

Kamis, 27 Oktober 2022

BANTEN SETELAH 2024

 



BANTEN SETELAH 2024


Sebuah Refleksi untuk Daerah Tercinta

oleh : Rendra Prasetya, SE. MM.

     Ada banyak asa yang dimimpikan oleh hampir segenap lapisan masyarakat Banten, baik yang di wilayah kota dan perkampungan bahkan di masyarakat pedalaman yang kini menghuni daerah dan wilayah Provinsi Banten. Hal yang paling diinginkan adalah pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Banten khususnya akses pendidikan, kesehatan serta kesejahteraan sosial yang lain. Bahkan keadilan sektor ekonomi dan teknologi masih terpampang jurang ketidakadilan pembangunan tersebut.

     Kusamnya penataan kota, pasar, rumah sakit, perkantoran dan sekolah menjadi pemandangan yang layaknya hal yang lumrah. Kondisi ini menimbulkan permasalahan sosial tersendiri bagi daerah yang disahkan secara konstitusi pada tahun 2000 silam oleh Presiden KH. Abdurrahman Wahid. Banten menjadi daerah otonom Provinsi yang ada di Indonesia. Puncak kekecewaan masyarakat Banten tak pelak lagi ketika masalah Korupsi membelit Provinsi muda ini di era Gubernur Ratu Atut Chosiyah. Masa itu menjadi kelam seakan absurd bahwa Banten adalah sejarah kokoh dan hebatnya pemerintahan kesultanan yang merawat rakyat dan daerahnya menjadi daerah penghasil palawija terbesar dan sudah melakukan transaksi dagang dengan bangsa asing, Portugis, Inggris, Cina juga Belanda.

     Banten kemudian mulai bertranformasi di era Gubernur Wahidin Halim, ada banyak capaian pembangunan baik infrastruktur (jalan dan bangunan) juga tata kelola pemerintahan yang menjadi tagline "Good Governance". Tetapi masih banyak celah pembangunan yang belum maju dan menjadi dambaan masyarakat banten terutama akses kesehatan dan pendidikan yang masih dirasa kurang. Daerah-daerah tertinggal masih ada dan belum sepenuhnya mampu menikmati keadilan pembangunan yang disajikan oleh Pemerintah Banten bagi masyarakat Banten pada umumnya. Pengangguran, rakyat miskin, kelas menengah yang jomplang, bonus demografi yang belum termanfaatkan, pembangunan impact di bidang teknologi, sharing economi, masyarakat digital yang belum terbentuk, Smart City yang hanya masih menjadi jargon.

     Era baru Banten menyongsong Society 5.0 juga economic 4.0 serta kualitas akademis dan ekosistem literal masih jauh dari harapan wujud dan tumbuh. Sektor teknologi pangan dan pertanian serta pemanfaatan lahan pun masih belum menjadi priorotas pembangunan. 

      Optimisme akan tumbuhnya Banten setelah 2024 wajib digaungkan, potensi tumbuh kembangnya society 5.0 bisa di mulai dari Tangerang Raya dan Serang Raya. Dua wilayah ini jadi sentral pembangunan kota modern dan akan timbulnya daerah lain yang jadi penopang dan penunjang kota-kota metropolitan dan kota industri tersebut. Banten punya potensi road map daerah Metropolitan, daerah industri dan daerah pertanian dan pangan.

     Banten setelah 2024 akan menjadi daerah modern baru setelah Jakarta, kawasan paling lengkap mulai dari garis pantai yang indah juga daerah pegunungan yang sejuk dan nyaman. Apalagi banyak terdapat daerah potensi tambang alam yang menjanjikan. Maka peluang mendatangkan investor dan mengembangkan UKM jadi sangat besar.

      Banten menjadi magnet baru bagi pengembangan daerah tumbuh kembang menjadi daerah modern yang akan mampu mensejahterakan rakyatnya. Kondisi psikis masyarakatnya yang cenderung baik selama 5 tahun terakhir akan menjadi modal besar bagi pertumbuhan dan perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.

     Bravo Banten..!     



Selasa, 19 April 2022

Kejahatan Kerah Putih 

"ASN dalam pusaran dugaan korupsi uang pajak daerah." 


Headline di Koran lokal dan Online News yang menyebutkan "Adanya Penggelapan Uang Pajak Samsat Kelapa Dua Kabupaten Tangerang" sontak menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Banten dalam tiga hari terakhir. Hari Jumat tanggal 15 April 2022 lalu berita mengejutkan ini terbit serentak di media masa lokal di Banten. Saya baru mendengar intens kabar tak sedap ini pada hari Senin tanggal 18 April 2022 lalu.

Berdasarkan berita yang saya baca tersebut awalnya kasus ini terungkap karena kecurigaan Kepala UPT Samsat Kelapa Dua sendiri yang melaporkan adanya kejanggalan pendapatan pajak selama tahun 2021 kemarin. Maka dengan sigap Kepala Bapenda memerintah agar segera di Audit oleh jajaran Inspektorat dan Satgas AKD BPKP Perwakilan Banten. Menurut sumber berita juga dikatakan kerugiannya hampir sejumlah RP6.000.000.000,00 (enam Milyar Rupiah) dan dugaan sementara dilakukan oleh oknum pegawai Samsat Kelapa Dua sebanyak 4 (empat) orang.

Ada hal menarik yang menjadi pengamatan saya terhadap kasus ini, bahwa uang sebanyak itu sudah dikembalikan ke Bapenda atau Ke Kas Daerah menurut penuturan Kepala Bapenda Provinsi Banten. Modus dugaan penggelapan pajak ini adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang baru dimanipulasi menjadi Kendaraan bekas/lama dengan selisi pengenaan pajak atas kendaraan tersebut. Menurut perhitungan nilai pajak kendaraan bermotor yang baru adalah 15% sedangkan kendaraan lama/bekas pengenaan pajaknya hanya 5% saja. Sehingga para oknum itu berhasil menggondol selisih uang pajak yang besar sekali.

Dari informasi kasus diatas bisa dijelaskan bahwa system control yang berada di ruangan steril di setiap kantor samsat yang menjadi jantung rumus penghitungan pajak kendaraan jadi sorotan utama dalam kasus ini. System ini ternyata bisa disalahgunakan oleh para operator RC. Sangat berani dan nekad sekali para oknum ini memankan system dan proses penghitungan serta pembayaran pajak yang dimanipulasi.

Menurut sumber bahwa Inspektorat dan BPKP Perwakilan sedang melakukan Audit atas perintah Gubernur dan segera mengungkap para pelakunya dan Kerugian Negara/Daerah agar tuntas kasus ini dn publik menerima hasil dan bagaimana kelanjutan kasus ini. Dugaan Mal administrasi dan dugaan adanya tindakan pidana dalam kasus ini bergulir jadi perbincangan publik dan netizen di Banten.

Anggota Dewan Provinsi Banten mengemukakan kegeramannya atas tindakan tak terpuji yang diduga dilakukan oknum ASN Pemprov Banten ini dan dinilai melukai para wajib pajak dan masyarakat luas di Banten.

Kejadian tindakan korupsi ini untuk yang kesekian kalinya terjadi di Pemprov Banten dan sangat merugikan citra masyarakat Banten dan sudah selayaknya dilakukan tindakan hukum jika melanggar hukum dan segera diambil tindakan terhadap kasus ini. Agar publik kembali percaya pada semangat Pemprov Banten dalam memerangi aksi-aksi korupsi tersebut.

Ada banyak pesan dalam kasus ini bahwa ASN di lingkungan Pemprov Banten agar selalu berhati-hati dalam menjalankan seluruh tugas dan kinerjanya jangan sampai tergelincir akan nafsu dan godaan menggelapkan uang negara / uang rakyat demi kepentingan pribadi. 

Benar sudah bahwa mental dan attitude seluruh ASN di lingkungan Pemprov Banten wajib dibenahi dengan cara terus menerus mentaati aturan dan patuh pada setiap kebijakan pemerintah. Jangan bertindak macam-macam yang akhirnya merugikan pemerintah daerah, intansi, pribadi dan keluarga. 

Sikap koruptif itu kendala yang wajib kita lawan dan hindari karena hal itu sangat merusak integritas profesi ASN dan menghancurkan nama baik, karir dan kehidupan. Mari kita lawan sikap KORUPTIF dan Jangan lagi melakukan KORUPSI dalam bentuk apapun.




Rabu, 13 April 2022

 KEMBALI MENULIS

"sebuah refleksi diri di bulan Ramadan 1443 H"

oleh : Rendra Prasetya


Sudah lama sekali saya tak menengok blog yang saya buat tahun-tahun yang lalu. Hari ini saya terbersit begitu saja ingin menulis apa yang jadi keresahan dalam pikiran akan kejadian-kejadian yang terekam dalam warta berita onlie atau keriuhan di platform social media antara lain, instagram, twitter dan tentunya di facebook.

Ada banyak tema yang membuat saya tertarik untuk dijadikan "capture writing" dalam tulisan saya kali ini, diantaranya pembacaan Al-Qur'an oleh beberapa anak muda di pelataran kawasan pusat Malioboro Jogjakarta yang menjadi keriuhan dan perdebatan sengit diantara netizen. Dan seperti biasa jadi bahan bully,ejekan, olol-olok, saling sindir dimana ditarik kepada polarisasi pilihan politik yang terus memelihara saling benci dan membelah masyarakat tak ada habisnya.

Issue ini sempat selama 2 minggu kurang lebih saya mengamatinya menjadi viral arena "gelut" netizen yang dikenal memang suka saling serang dengan sangat tajam. Lagi-lagi saya harus menghela nafas bagaimana situasi di era internet of things ini belum mampu mengendalikan emosi dalam menjelajah social media yang awalnya sebagai media interaktif yang bertujuan menciptakan suasana yang nyaman, tetapi yang terjadi kini sebaliknya.

Saya kemudian masuk dalam gelombang viral di issue pembacaan Al-Qur'an di ruang publik dengan sudut pandang anti mainstream. Maklum saat itu opini dan argumen manstreamnya adalah menolak pembacaan Ayat Suci dari Kitab Suci adalah mesti ada adab,juga menjaga kesuciannya sehingga ruang publik adalah tidak tepat untuk membaca Al-Aqur'an. Tempat yang cocok hanya di masjid. Begitu suara-suara mainstream saat itu, tak ayal postingan saya yang tak biasa dan tentu saja mengejutkan hampir seluruh teman di facebook saya bahkan tak sedikit sampai emosi. Saya hanya menimpali dengan argumen sederhana dan tak masuk pada perdebatan adab membaca dan tempat suci membaca Al-Qur'an tidak sama sekali. Tapi secara sederhana menerangkan sudut pandang lain yang sederhana yaitu mengapresiasi pesan baik dari sekelompok anak muda untuk melakukan hal baik. Hal sesederhana itu saja tak bisa diterima para netizen. 

Lagi-lagi pesan saya yang sederhana bahwa jangan takut untuk berpendapat bebas selama itu dilakukan di beranda socmed kita, kita bebas menuliskan ekspresi apa yag kita pikirkan kemudian tuliskan dan posting. Namun pesan ini pun tak ada yang berani melakukannya. Semua takut pada gelombang mayoritas yang menolak bahkan untuk mengapresiasi saja tak ada yang berani. Tentu saja ini membuat saya semakin prihatin. Bagaimana mungkin kita mampu berdiskusi dengan beradab jika mengeluarkan pendapat yang berbeda saja takut.

Issue viral selanjutnya adalah ada pendapat tentang menolak ide dan gagasan para kesarjanaan barat yang menamakan dirinya Kesarjanaan Revisionis. Temanya sangat menarik sekali yaitu menggugat Ayat Suci, Agama dan Nabi. Dengan metode skeptisme para kesarjanaan barat ini berani mempertanyakan ayat-ayat suci Al-Qur'an bukan kalam illahi bahkan Nama Nabi dipertanyakan secara kritis dan tajam dan berujung berkesimpulan bahwa Agama adalah buatan manusia bukan wahyu dari Tuhan. Sontak saja buku-buku yang diterbitkan para sarjana barat yang menamakan dirinya Kesarjanaan Revisionis menjadi hal yang perlu ditanggapi serius bahkan harus dilawan mati-matian karena dianggap sesat pikir dan berbahaya bagi masyarakat seperti saya ini. Dialektika seperti ini yaitu tulisan dibalas dengan tulisan sangat saya nikmati. Namun sayangnya lagi-lagi netizen maha benar selalu dijadikan bahan "gelut" dan saling bully dan caci maki.


Issue terbaru adalah Dosen UI Ade Armando mengalami kekerasan saat demo mahasiswa tanggal 11 April 2022 lalu. Luka serius dialamai Ade Armando akibat pengeroyokan tersebut. Maka secara kolektif rekan-rekan Ade Armando dan netizen yang simpati menyampaikan ketidaksetujuan atas perilaku kekerasan massa tersebut. Seperti biasa netizen terbelah karena sosok Ade Armando ini dinilai sangat kontroversial dan melakukan kekerasan verbal juga dalam postingan di medsos dan berbicara di frekuensi publik lewat YouTube di channel CokroTV. Begitu pendapat netizen yang tak simpatik kepada Ade Ade Armando.

Dan seeperti biasa netizen socmed beradu sindir, nyinyir saling bully kepada netizen lain yang dianggap menganggap hal biasa apa yang dilakukan akan menuai hasil dari kelakuannya. Dan karena hukum tak tegak dengan adil maka terjadilah Pengadilan Jalanan. Dua kubu masyarakat ini makin diperuncing dengan tuduhan Relawan Anies Basweda dan kubu simpatisan 212 dianggap dalang pengeroyokan Ade Armando, sehingga lagi-lagi menyebabkan debat panas penuh emosional tak berujung.

Saya akhirnya berfikir bahwa situasi seperti ini menjadi klimaks bahwa lemahnya digital literasi sehingga kita mudah tersulut hoaks, fitnah, bahkan berujung kekerasan baik verbal dan aksi nyata kekerasan itu sendiri. Digital disruption tak membawa kebaikan bagi netizen. Hanya belanja online yang menyatukan kita semua ketimbang mengakses jurnal-jurnal ilmiah, free e-book yang berkualitas atau informasi positif lainnya. Sumber bacaan yang bagus ini belum mampu menyadarkan netizen untuk bersikap beradab dan rasional.

Apakah ini yang disebut black era in post truth ? Saya masih membuktikan lebih lanjut lagi. Dan apakah propaganda BuzzerRp itu berhasil memporakporandakan digital literasi generasi emas kita saat ini.? aaah saya tak habis berfikir bahwa mereka begitu superior sehingga polarisasi ini demikian begitu hebat sampai mampu membelah masyarakat kita. Jika situasi seperti ini semakin membelah begitu lebar dan tajam, saya khawatir Indonesia akan tidak ada. Kita bahkan akan menuju titik nadir menjadi negara-negara kecil seperti Uni Sovyet dan Benua Yugoslavia ? 

Banyak pertanyaan pesimis yang ada dipikiran saya. Saya sungguh khawatir .... Apakah anak saya selepas lulus dari ITB Bandung bisa menikmati Indonesia yang damai.? aaah Nak......teruskan saja terbang ke Jerman sesuai cita-citamu Nak dan keinginan Ayah kelak. Bagaimana kita hidup di negara Jerman saja Nak.....

Speechless.....

Rabu, 22 April 2020


                         Credit foto by : Banten Photo

KEMISKINAN AWAL MALAPETKA
Refleksi diri dalam menata mata hati
Wrote by : Rendra Prasetya, SE, MM

DATA KEMISKINAN

Menurut data BPS yang saya dapat di halaman bps.go.id adalah sebgai berikut :
Tabel 1 Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten/Kota di Provinsi Banten



Tabel 2 Jumlah Prosentase Penduduk Miskin di Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
Sedangkan Berdasarka Garis Kemiskinan Makanan (GKM) yang disebut orang miskin adalah hanya memperoleh asupan 2100 kilokalori saja perkapita perhari.

PENDUDUK MISKIN KOTA

Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa persentasi dan jumlah penduduk miski kota di Provinsi Banten memiliki kecenderungan turun. Dan setiap Kabupaten Kota di Banten bervariasi prosentasi penurunannya, hal ini bisa jadi disebabkan oleh pendapatan per kapita di setiap penduduk di Kab/Kota di Provinsi Banten sangat berbeda.
Khusus di Kota Serang sebagai penopang utama penduduk kota, yang juga merupakan daerah Ibu Kota Provinsi Banten, memilki jumlah dalam kategori 3 besar penduduk miskin kota yang terendah daripada Kab/Kota yang lain bersama Tangerang Selatan dan Kabupaten Serang.
Hal ini memperlihatkan bahwa penduduk Kota Serang masih aman dari golongan warga miskin kota. Sangat menarik data yang disajikan oleh bps.go.id. Tetapi angka kemiskinan dan penduduk miskin di Kota Serang ada dan terlihat jelas baik dalam angka maupun fakta di lapangan.
Permasalahan kemiskinan ini selayaknya jadi perhatian khusus pemerintah daerah baik Provinsi/Kab/Kota. Karena kebijakan kesejahteraan rakyat merupakan modal dasar bagi arah pembangunan manusia yang berkualitas, Bagaimana jadinya program pemerintah tanpa memperhatikan data kemiskinan di wilayahnya.
Program-program kegiatan yang mampu menanggulangi dampak kemiskinan sudah seharusnya dimunculkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah atau sekarang lebih dikenal sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sehingga masyarakat dapat merasakan dampak dan manfaat dari kegiatan yang didasari oleh kebijakan pemerintah daerah yang berlandaskan data garis kemiskinan.
Lapangan pekerjaan, adalah hal utama bagi penduduk yang berusia produktif guna meningkatkan pendapatan perkapita yang saat ini disebutkan bahwa penduduk miskin dalam garis kemiskinan hanya diklasifikasikan berpendapatan Rp400.000,- perhari perkapita.

MASALAH DALAM KEMISKINAN

Yang jelas kemiskinan akan mempunyai dampak turunan yang disebut penyakit social di masyarakat:
1.       Kejahatan/Kriminalitas
2.     Tindakan Asusila
3.      Kelaparan
4.     Kesehatan Buruk/timbulnya pengidap penyakit
5.     Pendidikan Mandeg/putus sekolah
6.     Pengangguran
7.     Minuman Keras
8.     Perjudian
9.     Aksi klenik diluar nalar
10.   Kebersihan dan sanitasi yang buruk/hunian tak layak

Masalah-masalah diatas akan melahirkan berbagai macam persoalan di masyarakat. Kehidupan masyarakat terganggu, keamanan dan kenyamanan dalam mengarungi hidup juga akan terganggu. Banyak yang frustasi, akibatnya angka kematian meningkat.


KEMATIAN DALAM KEMISKINAN


Kematian yang disebabkan oleh kemiskinan akan menjadi akar persoalan yang seharusnya menjadi perhatian semua pihak tidak hanya focus pembangunan yang digagas oleh pemerintah daerah. Semua pihak dalam hal ini seluruh elemen masyarakat bahu-membahu mencegah angka kematian akibat kemiskinan terus meningkat.

Indonesia memang sangat rentan angka kematian akibat kemiskinan. Dan ini sudah banyak terjadi walaupun data real mengenai hal ini belum menjadi judul yang mampu dijadikan bahan penelitian kebijakan yang ada di pemerintah daerah. Angka kematian akibat kemiskinan di daerah belum terdata dengan baik. Karena ada dogma di masyarakat bahwa kematian pada warga miskin ternyata masih tidak dianggap kedalam angka statistic ketimbang kematian yang diakibatkan kesehatan yaitu klasifikasi pada penyakit kesehatan yaitu Jantung, Diabetes, Stroke, TBC, DBD dan banyak lagi.

Warga miskin luput didata sebagai penyumbang kematian akibat kemiskinannya, gizi buruk misalnya. Data gizi buruk yang terjadi pada warga miskin pun kian tidak terekspose oleh media, Karena media pun seringkali jarang mengangkat permasalahan warga miskin kota. Maraknya pemulung, gelandangan dan pengemis semakin termarjinalkan bahkan terpinggirkan sebagai warga yang”stateless”, seoalh bukan warga Negara. Karena minim perhatian dari Negara dan pemerintah.

DAMPAK KEMISKINAN

Kemiskinan adalah potret buruk sebuah kota dimanapun. Jakarta saja yang dianggap sebagai sebuah Kota Metropolitan juga terdapat warga miskin kota. Kaum terpinggirkan ini hadir diantaranya diakibatkan oleh keserakahan kota yang tidak mengindahkan kehidupan bagi warga kelas bawah yang berjibaku bertahan hidup dari ganasnya kehidupan di Kota Metropolitan Jakarta.

Begitu juga dengan Kota Serang, terlepas dari unsur politik yang ada saya tidak akan membahasnya. Warga miskin kota yang ada di wilayah Kota Serang tumbuh akiat dari berbagai macam factor. Faktor utama adalah minimnya lapangan pekerjaan yang ada, data kelulusan sekolah yang kebanyakan hanya tamatan SMA sementara kebutuhan lapangan kerja minim sekali untuk lulusan SMA. Bahkan lulusan Perguruan tinggi di Kota Serang kalah bersaing dalam berkompetisi sebagai pegawai di berbagai perusahaan yang jumlahnya pun terbatas yang ada di wilayah Kota Serang.

Bagaimana dengan masyarakat kota yang tak berpendidikan..? Akhirnya jumlah pengangguran yang merasa berat dalam mengarungi roda perekonomian di Kota Serang semakin bertambah. Tanpa kemampuan, tak dibarengi oleh ijazah yang memadai makin membuat Kota Serang terpuruk bagi generasi kreatif. Biaya sekolah perguruan tinggi kini tak terjangkau, Mahal. Ditambah lapangan kerja atau Pabrik-Pabrik dan Perusahaan-perusahaan sangat terbatas dan aksesnya pun ‘dibatasi’ hanya untuk kaum golongan warga kota tertentu.
Sehingga keadaan ini memaksa jumlah penduduk miskin bertambah, apalagi jumlah PHK kembali bertambah maka secara otomatis akan menyumbangkan angka statistic baru calon warga miskin kota. PHK tanpa dibarengi skill bertahan hidup dan menciptakan inovasi pekerjaan akan menjadi bagian perusak kenyamanan tatanan kehidupan secara normal. Kemiskinan juga menyumbang dampak angka kejahatan. Dimana sering ditemukan para pelaku kejahatan terpaksa berbuat onar hanya demi sesuap nasi, Miris.
Bahkan tak menutup kemungkinan profesi pemulung makin meningkat tajam jumalahnya, karena taka dan pilihan hidup lainnya yang halal. Tidak menutup kemungkinan bahwa latar belakang kaum miskin kota menjadi pemulung antara lain mereka ingin hidup layak tapi tidakdengan cara mencuri dan jadi maling. Lebih baik mereka berprofesi sebagai pemulung dari pada melakukan tindakan criminal dan jadi sampah kota itu sendiri.
Dampak yang paling buruk dari kemiskinan adalah KEMATIAN. Bagaimana tidak, kemiskinan adalah penyumbang alasan utama angka kematian yang tidak terdeteksi. Karena tidak ada seorang pun yang mau mengaku miskin, kemudian kematiannya dihubungkan sebagai kematian biasa saja atau seringkali kita sebut sebagai TAKDIR.

KEMISKINAN SEBAGAI MALAPETKA KEHIDUPAN
Sebuah malapetaka bagi saya adalah kematian nyawa seorang manusia yang terjadi pada setiap moment akhir hidup seorang umat manusia. Kematian tragis karena kemiskinan adalah pukulan telak bagi seorang pemimpin. Umar Bin Khatab as, Sahabat Nabi pernah merasakan pedih hatinya tatkala menemukan umat Islam kala itu menyaksikan tangis kelaparan yang pilu dari seorang anak kecil yang lapar, Sang ibu hanya bisa mengelabui sang anak yang mendengar ibunya sedang membuat makanan dan susu untuknya. Padahal sang Ibu hanya berpura-pura saja agar tangis sang anak berhenti dan dia tenang hanya dengan mendengar gemerincing peralatan masak sang Ibu.
Umar seketika bergegas pulang ke rumah membuka kotak gandum simpanannya, iya ambil karung dan segera memasukan gandumg kedalam karung agar keluarga si Ibu tidak kelaparan, dipanggulnya sendiri karung berisi gandum tersebut dan Sang Khalifah it uterus menggerutu seraya memohon ampun pda Allah SWT bahwa Amanah sebagi Pemimpin yang ia emban telah ternoda dan berdosa besar kala ada rakyatnya KELAPARAN.
Saat itulah Umar as, nerasa bahwa petaka umat manusia berawal ketika kemiskinan menyebabkan kematian dan seorang pemimpin lalai memberi makan rakyatnya sedang ia bergelimang harta dan kuasa.
Kisah Umar Bin Khatab as ini memberikan pelajaran selain bagi jiwa seoreng pemimpin tetapi memberi pesan mendalam bahwa Malapetaka yang terbesar adalah Kematian yang disebabkan kelaparan. Ironi sekali. Dosa besar itu.
Semoga ihwak kemiskinan ini menjadi syarat utama suatu daerah bahwa Rakyatnya tidak boleh ada yang miskin, maka perbanyaklah kebijakan untuk kesejahteraan RAKYAT bukan menumpuk harta pribadi dari kekuasaan yang diemban. Jika Kemiskinan tak mampu ditanggulangi, maka bersiaplah MALAPETAKA akan menghantui kita semua.
.
Wallahualam


Minggu, 12 April 2020

MAJELIS KOPI


catatan ringan
oleh @rendranila

Disaat wabah pandemic melanda negeri, saya coba berkesempatan membuat ruang diskusi maya dan sebuah dialog singkat. Dimana ini merupakan usaha literasi digital dengan menggunakan fasilitas youtube www.youtube://majeliskopi/ sebuah saluran dunia maya yang berguna menyebarkan tayangan apapun. 
Kali ini saya mengundang 2 (dua) narasumber untuk obrol obral tema seputar pandemic covid-19 ini adalah Aip Rohadi dan Ken Supriyono. Mereka adalah Pustakawan keren di Banten dan Punggawa jurnalis di komunitas "JURNALIS Lecture" di Kota Serang Banten.

Acara ini digagas hanya dalam rangka menemani saat-saat kondisi (self quarantine) karantaina mandiri guna menghambat penyebaran wabah covid-19 yang terkenal ganas membunuh umat manusia yang berdosa dan tak berdosa. 
Tema yang kami usung kali ini adalah "Herd Immunity dan Bencana yang diduga akan menyelamatkan umat manusia dari wabah covid-19". Serem ya tema nya hihihi.

Kami akan coba kemas dalam sebuah obrolan ringan yang santay, santuy dan bebas. Bisa jadi dalam obrolan ngalor-ngidul itu tertuang masing-masing narasumber liar menggelegar. hahahaha
Oke gaess... sampai jumpa besok malam Kamis atau Rabu malam tanggal 14 April 2020 mendatang.

Saksikan kami di Channel Youtube www.youtube://majeliskopi/

Jumat, 05 Oktober 2018

Menulis Lagi

Refleksi Diri Dalam Perhelatan Hidup
(sebuah catatan menulis tentang diri sendiri)

by : @rendranila 

     Menulis adalah kegiatan produktif pada setiap insan manusia. Karena dalam Kitab Suci Umat Islam tertuang sebuah Kata penuh makna yaitu "IQRO" artinya MEMBACA. Lantas apa hubungannya dengan menulis.?. Ada banyak pihak yang mengesampingkan menulis ketika memaknai membaca. Bagi saya membaca adalah sisi mata uang yang saling melengkapi ketika kita mampu menulis pertama kali, sehingga menjadi sempurna pada diri setiap manusia yang akhirnya menjadi pelaku peradaban di dunia.

      Apa yang kini kau pikirkan ? begitu kolom facebook memberi tanda ketika kita akan memulai menulis sesuatu di laman facebook kita. Applikasi interaksi social didunia maya yang diciptakan Zuckenberg menjadi revolusi interaksi masyarakat digital dalam rangka memenuhi ruang interaksi tanpa batas didunia internet.

       Manusia abad 21 menuju abad 22 mempunyai ruang interaksi social di luar duni nyata sehari-hari yang biasa bertatap muka, kini manusia mampu berinteraksi setiap saat tanpa tatap muka. Perubahan paradigma berinteraksi merupakan revolusi peradaban manusia kekinian. Maka hidup manusia menjadi baru, di mana tubuh manusia tak mesti berhadapan secara nyata, namun secara maya (ruang internet tanpa batas).

       Era membaca dan menulis kini tak lagi diatas media kertas, namun di media digital sebuah layar monitor dengan bahasa pemrogaman alogaritma tertentu mampu menampilkan visual huruf-huruf dan tanda baca secara elektronik. Di mana manusia mampu mengaktualisasikan dirinya sedemikian rupa ke layar digital melalui berbagai media seperti, facebook, instagram atau pun twitter. Semua kalangan baik selebritis, politisi, akademisi, pegawai, pelajar, mahasiswa, karyawan, buruh dan sebagainya mampu menjadi pelaku ruang social media di era digital dengan menulis dan membaca dalam media digital yang penuh gerakan inovasi yang sangat cepat.

     Kini ada yang dinamakan era Artifical Intellegence (kecerdasan buatan) yang mampu mengantikan peran manusia dalam berbagai hal. Bahkan ada istilah dan theory Internet Of Things (IOT). Karena dimensi manusia bukan lagi 2 dimensi namun lebih dari 3D bahkan 7D dimana internet mampu mengaktualkan kehidupan umat manusia secara otomatis setara manusia itu sendiri.

       Manusia menjadi creator bagi kebutuhan dirinya sendiri dengan pengembangan digital sedemikian rupa sehingga manusia mampu mengkloning dirinya menjadi sesuatu yang baru namun persis seperti dirinya secara fisik. 

           Alert dan Notifikasi  secara otomatis akan menjadi penanda bagi peradaban manusia yang serba digital. Saya yang mengikuti socmed sejak 2009 sampai 9 tahun kemudian pun merasakan perubahan dahsyat, bahkan jejak digital mudah ditemukan bagaimana perubahan mindset dan perilaku mampu dideteksi secara digital. Maka saya serasa kecil dan tak mampu menjangkau  luasnya semesta alam ini. Internet mulai menjangkau itu sehingga peradaban kita begitu cepat berubah, secepat kecepatan cahaya yang mampu mengukur berjuta tahun kebelakang bahkan manusia ingin mengukur jarak dan keberadaan Tuhan Semesta Alam.

          Saya merasakan evolusi pikir yang begitu cepat, sehingga kadang membuat saya terpeleset ke hal-hal buruk dalam menandai fenomena digital dalam social media. Memang tidak hanya sisi buruk efek socmed pada diri, namun kita pun dapat memilih dan memetik hal positif dalam hidup di era serba DIGITAL. 

          Kita memang tak sadar terbentuk pada 2 hal, pada hal baik, kreatif, dan inovatif atau pada hal provokatif dan propaganda semata..? Cara socmed mengubah dunia dan umat manusia dalam era digital seakan menandakan virus dunia nyata akan menjelma dan mematikan ada pada virus dunia maya. Maka sifat buruk manusia akan dengan sendirinya terkuak bahkan menjadi mesin perusak peradaban. Ekses negatif internat sama besarnya dari sisi positifnya.

         Semoga Hiduo kita mampu sebagai conductor buka semata-mata hanya menjadi follower semata. Akhirnya buzzer tak mampu mengedukasi dirinya dan orang lain, karena hanya memperhatikan UANG semata. Maka Refleksi Diri kali ini aalah wajib mampu lakukan hal yang bearadab sehingga generasi kekinian makin tangguh dan selalu mengedepankan data sebagai fakta apapun permasalahannya.

        Mengkaji diri memang memerlukan teknik ikhlas, karena kita belum pernah mampu mengaktualkan diri menjadi sebuah kebijakan yang prioritas bukan terperosok keji dalam kemungkaran yang akhirnya kita menjadi point of enemy. Akhirnya memang tak ada gunanya sama sekali.

            Diri ini butuh konsistensi dan konsekuensi dalam menata hidup, sehingga diri ini menjadi paripurna dan membawa manfaat bagi manusia, jangan menjadi sampah masyarakat. Jangan jauhi point of view yang bakal menghasilkan hal positif , ciptakan dan tebar aura positif demi memperbaiki diri.

Wallahualam Bi sawab.....

     



Rabu, 07 Mei 2014

SIAPA PRESIDEN KITA... SIAPKAH....?

By : @rendranila << akun resmi Twitter saya...sila follow bro..

Indonesia segera akan menyelenggarakan Pemilihan Presiden untuk masa bhakti 2014 s/d 2019 mendatang. Bagaimanapun ini hajat/pesta besar bagi negara kita, dimana kita akan berpartisipasi memilih pemimpin Indonesia untuk membawa kesejahteraan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Kalimat Normatif diatas saya tulis untuk membuka prolog tulisan saya kali ini, saya hanya ingin bertutur kata lewat tulisan di halaman blog ini, manakala saya sedang alami gangguan harapan yang menurut saya sudah akut sih. Namun daripada saya menjadi manusia "galau", lebih baik menurut saya, saya tuangkan dalam tulisan yang menurut saya bisa mewakili kegelisahan yang sama.

Munculnya Calon Presiden.
   Seperti yang sudah diberitakan oleh bermacam media baik lokal , Nasional, Internasional, dan berita online dan situs-situs web lainnya, bahwa hasil pileg 2014 ini secara Quick Count menempatkan Parpol antara lain PDIP diurutan pertama , GOLKAR diurutan kedua dan Gerindra diurutan kettiga. Ketiga Partai ini disinyalir akan menempati 3 urutan teratas dalam perolehan suara Pemilu Legislatif. Namun catatan perolehan kursi tak serta merta sesuai seperti diatas, yang pasti ketiga parpol tersebut sudah diprediksikan akan mencalonkan pasangan Capres dan Cawapresnya masing-masing. 
   Namun menurut aturan UU Pemilu bahwa ada ambang batas President Treshold (PT) yaitu 20% suara Nasional, dengan demikian ketiga Partai tersebut ternyata hanya meraih masing2 menurut Quick Count : PDIP ( 19%), Golkar (14%), dan Gerindra (11%), inilah yang mengharuskan ketiga partai politik itu melakukan Koalisi dgn partai pemuli lainnya guna memenuhi PT tersebut.
   Aksi koalisi ini menimbulkan sedikit wacana, aksi, dan ekses yang beragam, banyak sekali kejadian-kejadian menarik dimana 3 Partai yang memperoleh suara terbanyak menurut Quick Count itu berebut mencari partner dalam membentuk satu koalisi guna memperoleh syarat PT.
   PDIP yang menjagokan Jokowi Widodo (Gubernur Aktif DKI) sebagai calon Presiden RI, Aburidzal Bakrie dari Golkar dan Prabowo Subianto mantan Dan Jen Kopassus era Soeharto ditasbihkan menjadi bakal calon Presiden di Pilpres 2014 ini.

Gerakan Kolaisi dan cerita menarik nya.
   PDIP begitu melihat hasil pileg ini memang agak diluar dugaan, karena menurut beberapa sumber dan para surveyor (entah survey bayaran saya tak tahu) Jagoan nya PDIP yaitu Joko Widodo diramalkan bakal menjadi magnet suara di pileg ini. Angka yang ditaksir sangat Fantastis yaitu bakal meraih 30% suara Nasional.(Busyet dah..). Angka ini pun langsung jadi bahan cemoohan dan gunjingan begitu tahu hasil pileg yang tak mencapai 20% suara Nasional. Banyak pihak yang akhirnya menganalisa bahwa Jokowi Effect tak begitu berhasil seperti apa yang digambarkan oleh para surveyor tersebut.
   Yang menarik adalah GOLKAR, seperti kita tahu kasus unggahan video di Youtube yang banyak berdear kala itu dengan judul "Berlibur Ke Maldives" begitu menghantam ARB dan Golkar, ternyata raihan suara Golkar bisa dibilang stabil bahkan cenderung ada progress, yang ternyata dalam kampanyenya Golkar menjual jargon " Lebih enak zaman mana..? Zaman Orde Baru Toh..?" dengan latar belakang gambar Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Nasional. 
   Yang paling mengejutkan adalah Partai besutan Prabowo Subianto yaitu Partai Gerindra, mereka berhasil mengejutkan semua pihak, baik di daerah maupun secara nasional. Di daerah suara Partai Gerindra cukup signifikan, dimana para tokoh lokal rela membiayai "cost" politiknya begitu besar sehingga ada dugaan kejadian politik uang disana. yang pasti suara Gerindra di daerah begitu signifikan cukup menjanjikan.
   Dari hasil diatas menarik melihat langkah mencari kawan koalisi guna menempatkan Capres dan Cawapresnya masing-masing, dimulai dari PDIP dengan agenda Koalisi Ramping, PDIP berniat tak membentuk koalisi ramai-ramai, mengingat kejadian pemerintahan SBY yang dinilai terlalu gemuk. PDIP dan Jokowi menawarkan hal itu pada Partai Nasdem, dimana Partai Boss Media Group ini meraih 6% suara nasional, raihan suara yang cukup mengejutkan bagi partai pendatang baru, bisa dikatakan partai pendatang baru terbaik, karena raihan suaranya melebihi partainya bang Yos ( Jend, Pur, Sutiyoso mantan Gub DKI) dan Partai Bulan Binta (PBB) Partainya pakar Hukum Tatanegara kenamaan Indonesia yaitu Prof, DR. H.Yusril Ihza Mahendra, SH, MH.
   Partai Nasdem akhirnya sepakat berkoalisi dengan Partai PDIP dalam pertarungan pada Pilpres mendatang.Partai Golkar justru diterpa isu Mukernas untuk merevisi pencalonan Ical, hal ini sempat dikemukakan oleh Akbar Tandjung, sesepuh Golkar mantan Ketua Umum Golkar era Reformasi dulu. Pencalonan Ical dinilai negative karena raihan suara dan elektabilitas ARB yang jauh di bawah Jokowi dan PDIP, bahkan jauh dibawah Megawati Soekarno Putri menurut sumber salah satu survey di Indonesia.
   Pencalonan Prabowo Subianto dari Partai Gerindra disebut-sebut sebagai pesaing terberat Jokowi dari PDIP, pasalnya Prabowo dinilai tegas dan bisa merepresentasikan pemimpin masa depan Indonesia, namun lagi-lagi isu Pelanggaran HAM berat tentang hilangnya aktivis 98 Widji Thukul cs yang hingga kini tak tahu nasib dan rimbanya, nampaknya bakal menjegal langkah Prabowo menuju kursi Presiden RI yang ia damba-dambakan. Bagaimana tidak, sempat beredar naskah perjanjian Batu Tulis tahun 2009, ketika beliau berpasangan dengan Megawati Soekarno Putri maju sebagai Capres dan Cawapres di Pilpre 2009 lalu, dinaskah yang beredar tersebut disebutkan bahwa Megawati dan PDIP akan mendukung sepenuhnya Prabowo Subianto sebagai Capres RI tahun 2014 ini. Ini kemudian menjadi ganjalan langkah Prabowo, dimana menurut rumor Prabowo sempat kecewa dengan PDIP, mengapa Megawati menuliskan mandat di secarik kertas yang menunjuk Joko Widodo sebagai Capres PDIP bukan mendukung dan mendeklarasikan dia sebagai Capres di 2014 ini. 
    Hal ini sempat menjadi isu hangat yang mengesankan kedua kubu sedang mempertanyakan konsistensi ucapan dan tindakan sebagai seorang pemimpin. Bahkan Pentolan Gerindra , Bung Fadli Zon sempat menulis puisi yang temanya menyindir pencalonan Joko Widodo dan pengkhianatan perjanjian dalam naskah Batu Tulis tersebut. Cukup seru topik ini dikisaran media sosial bahkan sengaja ditampilkan di media Televisi Nasional seolah konflik ini memang meruncing. 
     Gerakan Koalisi selanjutnya adalah pecahnya konflik terbuka didalam tubuh PPP yang mana Surya Dharma Ali (SDA) mengklaim secara sepihak membuat move untuk mendukung Prabowo Subianto, bahkan digelar secara resmi dihadapan media bentuk dukungan resminya. Tak pelak lagi hal ini menimbulkan keresahan dan konflik terbuka yang berujung pemecatan kedua kubu, yaitu kubu SDA cs dan kubu Rohamurmuzy Sekjend PPP, golongan muda agresive di PPP. Tetapi ending Ishlah disebut-sebut sebagai langkah bijak dalam menengahi konflik tajam di PPP tersebut.
      Gerakan Koalisi yang dilakukan PDIP, Golkar dan Gerindra nampaknya masih terus akan mengalami degradasi dan variasi masalah, dimana para endorsement mereka memiliki agenda tersendiri yang masing-masing parpol tersebut menyembunyikan agenda resminya.

Munculnya Kekuatan Diam SBY dan rencana Kekuatan Poros Demokrat.

   SBY dan diam emasnya Demokrat dari hiruk pikuk Koalisi dan bermacam intrik politik didalamnya mengundang sejumlah analisis, termasuk saya tentunya. Saya memang sangat mengapresiasi langkah kepemimpinan beliau, dimana Indonesia terus menunjukkan grafik yang meningkat semenjak Tahun 2004, khususnya di bidang ekonomi. Banyak Prestasi yang perlu kita apresiasi, bahwa SBY berhasil loloskan Negara Republik Indonesia dari jurang kehancuran ekonomi akibat krisis moneter di zaman Orde Baru silam. Sri Mulyani Indrawati yang ditunjuk SBY sebagai Menteri Keuangan berhasil menata system keuangan negara dan ekonomi mikro dan makro bersama Prof Boediono dan Tim Ekonomi Nasional.
    Demokrat dan SBY sepakat berdiam diri sekaligus menata langkah gerakan kekuatan koalisi Poros Demokrat dan tetap melaksanakan kegiatan Konvensi Partai Demokrat adalah pilihan terakhir SBY, menurut penuturan di halaman Youtube resmsi partai Demokrat, SBY berujar bahwa Demokrat harus realistis dan tetap mengusahakan yang terbaik untuk bangsa dan negara, dimana Demokrat akan ikut bertarung di Pilpres nanti dengan menawarkan pilihan alternative pemimpin masa depan Indonesia 5 tahunn ke depan.
    Rencana kekuatan Poros Demokrat ini disinyalir terdiri dari Partai Demokrat, PAN, dan Hanura dimana kemungkinan pula PPP dan PKB ikut bergabung bahkan PKS disebut-sebut pula tertarik tawaran SBY ini. Hal ini merupakan strategi jitu SBY dalam mempersiapkan diri ikut serta dalam Pilpres 2014 mendatang. Tokoh-tokoh peserta konvensi disebut-sebut bakal dimunculkan oleh SBY pada pertarungan itu.
   Yang menarik SBY menyebutkan jika elektabilitas peserta konvensi PD itu rendah tidak menutup kemungkinan ada tokoh diliuar Konvensi bakal di endorse oleh poros Demokrat ini. Bahkan SMI (Sri Mulyani Indrawati) di isu kan bakal dimunculkan oleh SBY, entah sebagai Capres atau Cawapres guna mendampingi ketiga Capres yang sudah ada dipasaran itu.
    Kini kita menunggu, apa yang sedang dipersiapkan SBY untuk Indonesia, dimana hasil kerja SBY yang sudah mulai mapan dan nampak hasilnya ini, walopun di sektor penegakan HAM dan anti diskriminasi masih perlu kita evaluasi lebih dalam.

PRESIDEN INDONESIA SIAPKAH..? 
   Di akhir tulisan ini saya ingin menyampaikan pesan untuk kita semua, bahwa kemandirian bangsa, stabilitas ekonomi dan politik adalah syarat mutlak bagi Indonesia ke depan, dimana hasil yang sudah dicapai pemerintahan SBY selama 10 tahun yang baik kita lanjutkan yang kurang kita tambahkan dengan modal etos kerja yang tinggi yang sesungguhnya untuk kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia yang ternyata masih ada yang jelata, miskin papa.
   Semoga para calon Presiden itu sadar bahwa kekuasaan yang sesungguhnya adalah ada ditangan rakyat, maka sejahterakanlah rakyat dan hindari korupsi.
    Oke Guys..... semoga kita mendapatkan pemimpin yang jauh lebih baik dari Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati dan Soesilo Bambang Yudhoyono. Amiiieen.....
     Presiden Indonesia Siapkah...? Bukan Siapakah......