Laman

Selasa, 26 Juni 2012

KPK Merana...

Gedung yang merana
     Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan lembaga satu-satunya di Indonesia yang kini banyak diliputi kegundahan dan kegelisahan. Kemurungan bangsa ini terefleksikan dengan banyaknya simpati, empati, bahkan sinisme terhadap lembaga yang oleh banyak kalangan dinilai superbody.

     Lembaga anti korupsi satu-satunya di negara kita ini muncul akibat maraknya praktik korupsi dilembaga Pemerintah, dimana uang rakyat yang semestinya kembali ke rakyat dalam bentuk pembangunan yang seutuhnya, malahan di makan seenak perutnya sendiri. Meraka banyak lakukan markup, manipulasi, kebohongan administrasi, pencurian dan pencucian uang.

     Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berjuang bersama-sama rakyat untuk segera mengenyahkan praktik korup di negara kita ini. Kepemimpinan lembaga KPK ini sering mengalami pasang surut masalah yang mendera, dari dikoyaknya pimpinan komisioner yang kita kenal dengan kasus Cicak vs Buaya. Juga pernyataan sadisme dari seorang Politisi komisi III DPR RI saat itu saudara Fachrihamzah dari fraksi PKS. Beliau menyatakan bubarkan lembaga superbody seperti KPK ini.

     Pernyataan kontroversial dari Fachrihamzah ini, menuai polemik sejagat nusantara. Celakanya pernyataannya menuai badai bagi karirnya di Komisi III yang sempat melambungkan namanya sebagai politisi seleb. Dimana dia sering sekali tampil di media TV dan cetak lainnya, bahkan menjadi headline setiap pernyataannya.

     Kembali ke masalah KPK, kini terjangan datang dari kolega dan badan yang menbentuknya yaitu DPR. DPR menganggap KPK hanya sebagai badan Ad-Hoc semata yang sewaktu-waktu bisa diperalat dan dipermak tanpa preseden apapun. DPR beranggapan bahwa KPK adalah tak ubahnya anak kandung yang bisa diakobatikkan semau-maunya. Karena UU KPK adalah produk hasil DPR bersama pemerintah.

     Dengan posisi yang begitu strategis, kekuasaan DPR berada diatas segalanya dari KPK. dasar inilah yang sebetulnya ingin diangkat oleh DPR, bahwa semua pernak-pernik KPK harus sepengatahuan Dewan, bukan seenak KPK.

     Posisi dilematis KPK ini memang beralasan, karena KPK dibentuk atas inisiatif presiden dan di sahkan penuh oleh DPR, termasuk untuk pemilihan para Komisionernya. Hal inilah yang akhirnya sering berbenturan secara prinsip kejadian adanya KPK itu sendiri. Secara substantif teknis pekerjaan KPK merupakan badan dan perangkat hukum yang sangat strategis, ini dibuktikan bahwa KPK berhak memeriksa dugaan Korupsi disemua lembaga Negara dan Lembaga tinggi negara. DPR terutama komisi III dan Badan Anggaran DPR RI pernah merasakan ganasnya penyelidikan yang dilakukan KPK.

     Sejatinya jika para anggota dewan ini mengerti azas prinsip dibentuknya KPK akan tak terjadi selalu polemik remeh temeh ini. Namun karena unsur politis yang dibangun para politisi senayan ini, maka KPK akhirnya terbelenggu pada bentuk Lembaga nya itu sendiri.

     Kini ada wacana serius bahwa Bambang Widjoyanto wakil ketua KPK mengungkapkan bahwa, gedung KPK yang hanya menampung 350 org kini sdh dihuni 650 org, dan gedung ini hanya akan layak sekitar 2 s.d 3 tahun yang akan datang.

     Mobile nya kemampuan teknis KPK dan kebutuhan yang mendesak karena proses penyelidikan KPK terhadap indeks Korupsi di Indonesia yang begitu tinggi memaksa KPK mebutuhkan semua fasilitas, termasuk pengadaan gedung KPK yang baru. Ini bukan kebutuhan mengada-ada namun memang KPK merupakan satu-satunya lembaga negara yang bertugas memberantas praktik-praktik korupsi dinegara kita.

     Kebutuhan gedung KPK yang representatif memang perlu dukungan mril dan materil dari badan yang membidani kelahiran KPK yaitu DPR. Namun niat baik KPK ini justru disalah artikan oleh Anggota Dewan terutama anggota komisi III yaitu, Ahmad Yanni dan Nudirman Munir. nama terakhir ini yang paling tegas menolak pengadaan gedung baru bagi KPK. Usut punya usut, ternyata pernyataan Nudirman Munir ini diamini seluruh anggota Fraksi Partai Golkar, mereka beranggapan KPK belum perlu gedung bari, krn gedung lama masih layak, dan mereka menganggap, anggaran untuk KPK sangat-sangat melebihi dari rasio kecukupan anggaran suatu lembaga.

    Alhasil pernyataan Nudirman Munir ini di posting oleh berbagai media On-Line dan mendapat tenggapan sinis dari masyarakat, masyarakat menganggap DPR memang sedang berupaya unruk meberangus KPK krena dinilai KPK telah menghancurkan reputasi DPR.

     Hal inilah yang membuat geram semua kalangan masyarakat, mengapa disaat permasalahan korupsi yang nota bene telah merusak sendi-sendi bernegara kini direcoki oleh ulah sebagian anggota dewan yang cuma berspekulasi tanpa berpikir jernih substansi permasalahan ini.

      Prof Ikrar Nusa Bhakti peneliti LIPI senior bersama "masyarakat menyumbang" , mencoba menjawab kegamangan KPK dengan cara mengimbau secara moral membentuk penggalangan "Koin Untuk KPK" yang berinisiatif secara symbolik melakuakan perlawanan terhadap arogansi DPR terhadap KPK.
    
     Mereka beranggapan bahwa KPK adalah satu-satunya lembaga anti korupsi yang dicintai rakyat karena tetap berprinsip anti korupsi, lebih baik dari DPR sendiri. Untuk itu "Masyarakat Menyumbang" ingin memperlihatkan kepada rakyat indonesia bahwa sudah rentannya moralitas bangsa terhadap penegakkan hukum tentang korupsi.

     Permasalahan gedung ini sebenarnya bukan hal krusial, namun arogansi DPR lah yang memicu reaksi keras dari masyarakat . Anggota dewan hasil Pemilu 2009 ini memang layak untuk dilakukan "distrust movement", mengingat banyaknya anggota dewan yang dibui. Itu semua hasil kerja keras KPK yang mengungkap kebobrokan aktivitas dari anggota dewan itu sendiri.

    Kini permasalahan KPK vs DPR kembali mencuat, dan bahkan mulai menuai kritikan pedas bagi para politisi senayan itu. Semoga gerakan "Masyarakat Menyumbang" menyadarkan semua pihak, terlebih DPR yang harusnya menjadi lembaga terdepan dalam perbaikan moralitas bangsa terhadap maraknya praktik-praktik korupsi di negri ini.

    Semoga KPK pun bisa bekerja leluasa tanpa intervensi, dan intimidasi dari DPR yang nota bene mitra kerja paling erat. Dan negeri kita ini menjadi "Walfare Nation" bukan lagi dicap sebagai "Faillure Nation". Ayo DPR, KPK, dan Masyarakat Indonesia kita lawan cara-cara sakti untuk melumpuhkan niat baik kita sebagai bangsa untuk meruntuhkan moral korup. Kita persiapkan semua cara jitu, cerdas, santun dan elegan demi terciptanya "Kesejahteraan Rakyat Yang Adil dan Makmur.".

     Sekali lagi...Kita Dukung Pembangunan Gedung KPK guna menjadi Stimulus nyata bagi penegakkan pemberantasan Korupsi di Negeri Kita ini.
Bravo KPK
Bravo Indonesia
Salam Integritas.

Minggu, 24 Juni 2012

Jakarta ooh Jakarta....

     Jakarta akan menanti perhelatan pesta demokrasi yang terbesar sepanjang sejarah PILKADA DKI yang tersaji, Hari Rabu tanggal 11 Juli 2012 ini warga Jakarta akan berbondong-bondong, ke TPS didekitar tempat tinggalnya.

     Warga Jakarta akan memilih pemimpinnya, kali ini akan diikuti 6 Kontestan Cagub dan Cawagub yang bertarung. diantaranya adalah :
1. Fauzi Bowo-Nachrowi
2. Hendardji-Reza
3. Jokowi-Ahok
4. Hidayat Nur Wahid- Didik J Rachbini
5. Faisal-Biem
6. Alex-Nono

     Warga Jakarta akan banyak pilihan bagi calon Gubernur dan Wakil Gubernurnya kali ini, mereka akan disuguhkan sajian-sajian, Janji, Program,dan segudang visi perubahan yang diusung masing-masing calon.

     Warga Jakarta kali ini dimanjakan oleh beragam pilihan yang menjajnjikan kesejahteraan warga Jakarta, mulai dari atasi kemacetan, rumah sakit gratis, sekolah gratis, kesempatan kerja dan semua program kesejahteraan lainnya.

    Warga Jakarta yang sebagian besar didominasi kaum Urban ini merupakan cikal-bakal masyarakat yang majemuk dimana semua Ras dan Agama berkumpul di wilayah ibu Kota negara Indonesia ini.Dengan kenyataan yang kita hadpi sekarang ini, potensi gejolak sosial begitu kental. Dimana bentrok secara horizontal begitu dominan.

     Permasalahan Jakarta begitu kompleks, mulai dari pemerataan keadaan ekonomi, hukum, politik dan sosial. Hal ini menyebabkan pembangunan DKI Jakarta butuh analisa mendalam bukan hanya isu diseputaran macet dan Banjir saja.

     Warga Jakarta yang kompleks akan menimbulkan permasalahan yang kompleks pula, dimana kehidupan para kaum urban sudah membaur dengan penduduk lama. Disini letak kondisi sosial jakarta menjadi majemuk.

    Tata kelola Jakarta memang sangat Khusus itu dibuktikan di UU Pemerintahan, bahwa DKI merupakan wilayah Ibukota yang mempunya hak khusus, baik desentralisasi anggaran dan Otonomi daerah yang khusus.

     Keadaan ini harus menjadi dasar tolok ukur penilaian keberhasilan seseorang yang memimpin DKI Jakarta. Dimana Jakarta juga merupakan tempat berkumpulnya para Diplomat Asing dari berbagai negara sahabat. Juga Jakarta sebagai pusat bisnis Nasional dan Internasional. Jadi perhatian seorang Gubernur DKI bukan sebatas lokal wisdom saja, namun menjadi perhatian Kondisi Pembangunan berskala Internasional.

     Jakarta memang ssntra setiap kajian dan penelitian dari berbagai sumber, dimana Jakarta merupakan sesuatau yang kadang Absurd, Mutlak dan Ghaib, ini penilaian subyektif saya, karena Jakarta sejak penataan oleh Bang Ali Sadikin memang berpotensi konflik sangat tajam. berbagai kepentingan Pusat dan Daerah saling tumpang tindih.

     Dari semua data yang saya sajikan semoga Pilkada DKI kali ini merupakan titik awal peradaban Jakarta dimulai dengan cara yang santun, tegas dan berani. Bukan hanya manis dalam menjual visi misi layaknya seorang pedagang, namun harus punya integritas dan prioritas pembangunan terhadap manusia Jakarta itu sendiri.

    Jakarta jangan hanya dilihat dari macet dan Banjir, namun semua aspek perlu penanganan serius, baik kesiapan Infrastruktur, serta sektor mikro dan makro ekonomi perlu strategi baru. Untuk itu kepada warga Jakarta hendaknya bijak menilai para kandidat, buat mereka takluk pada kemauan rakyat jangan sebaliknya.

    Tunjukkan pada khalayak bahwa warga Jakarta memang cerdas, jangan dijadikan kambing hitam pembodohan lagi, saatnya Rakyat yang mempunyai otoritas, bukan para kandidat itu. Mereka hanya numpang di pilih, tetapi pemilik suara adalah rakyat dan warga Jakarta.

     Wahai para Penguasa, sejatinya Rakyat lah Penguasa, bukan kalian.... Saatnya kalian menyembah kami, bukan sebaliknya. Jadikan Kami Subyek yang setara, bukan Obyek penindasan dan jargon-jargon. Kemiskinan kami tak pantas kau jual belikan, Kemiskinan dan Kebodohan kami adalah tanggung jawab kalian.

    Kami akan memilih kejujuran dan keberpihakan pada kami yang hina ini, bukan pada janji manis dan jargon manipulatif. Angkat kami ke derajat manusia yang beradab. Tumbuhkan kami sebagai manusia beriman, beradab dan berprestasi, sehingga Akhlak Kami tetap suci dan tidak dikorupsi.

    Jakarta...ooooh Jakarta.... Ibukota Negara yang terus berproses, semoga tertata rapih dan indah. Insya Allah....

Selasa, 19 Juni 2012

Politik Santun dan Kesantunan Politik.

     Pengamat dan pemerhati Politik di Indonesia kini coba mengulas banyak kejadian dari mulai gaya kepemimpinan SBY, sampai Partai bentukkan SBY yang akhir-akhir ini digambarkan jelek sejelk-jeleknya. SBY oleh banyak kalangan dinilai lemah, peragu, hat-hati, terlalu berperhitungan, tidak tegas dan yang lain-lain.

     Soesilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal Lulusan Akabri Tahun 1974 terbaik yang dimiliki Indonesia. Karir militernya cemerlang. Menurut cerita rekan seangkatannya, SBY merupakan Tentara paling cerdas diangkatannya itu. Nilai semua yang tertera di akademi militernya baik sisi akademis dan militer semuanya diatas rata-rata yang lain.

     Jadi jika melihat track record karir militernya, SBY termasuk tentara ideal. Postur tinggi, tegap, perawakan sangat ideal, dan otak sangat encer. Karir akademisnya SBY bergelar doktor di IPB Bogor Jawa Barat. dan berhasil mendapat nilai Cum Laude. Jadi kemampuan managerial SBY sudah dimodali sejak awal.

     Rumusan TNI menjadi sekarang adalah hasil rekayasa dan rumusan akademik yang diolah SBY bersama tim lainnya. SBY merupakan tokoh kunci Reformasi TNI sejak tahun 1998 saat Pak Harto lengser dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke-4. Soeharto lengser oleh desakan gerakan reformasi yang diawaki para aktivis dan Mahasiswa seluruh Indonesia.
    
    Dari rumusan dan sejarah singkat SBY itu, saya berkesimpulan dan mengasumsikan bahwa SBY bukanlah type manusia lembek yang lemah gemulai yang sengaja digambarkan oleh para pesaing dan lawan Politik SBY saat ini. Bukti yang paling real adalah SBY adalah Presiden Pertama yang dipilih lewat cara Pemilu yang Demokratis dan 2 kali menduduki Jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

     Gaya memimpin SBY sebenarnya sudah terlihat sejak di Akademi Militer, namun lebih cemerlang ketika SBY menjadi KaSosPol ABRI dibawah jenderal Wiranto yang pada waktu itu sebai Panglima ABRI. SBY memimpin dengan cara dan style yang berbeda dari Jenderal-Jenderal sebelumnya, bahkan berbeda dengan Jenderal Wiranto saat itu.

    Gaya yang Demokratis, penuh kesantunan, kecermatan dan penuh perhitungan adalah cikal bakal Gaya Politik Santun yang SBY sosialisasikan di Partai Bentukannya yaitu Partai Demokrat. Partai Demokrat dengan sosok SBY tampil sebagai Partai Kelas Menengah yang coba tawarkan kesantunan, tegas dan demokratis.

     Kesantunan SBY ini dilatarbelakangi oleh keluarga sedeherhana nan agung. SBY adalah anak tunggal. SBY dilahirkan dilingkungan yang penuh kesantunan, menghormati kedua orangtuanya. Taat beribadah dan toleran terhadap tetangga, kerabat, sahabat dan sekitarnya.

    Politik Santun yang coba SBY terapkan sungguh masih Asing ditengah-tengah intrik Politik yang kotor, korup, manipulatif, dan kadang jahat. SBY dan Pemerintah dalam 2 Periode sangat menunjukkan trend positif membawa negara kita keluar dari krisis Financial peninggalan Pak Harto. Hutang terhadap IMF praktis sudah tidak ada. Padahal zaman Soeharto kita sangat terbelenggu dengan Hutang-hutang yang tak di manage dengan baik oleh Pak Harto, melainkan di korup sedemikian rupa.

    Politik Santun yang dijalankan SBY ternyata efektif bagi roda Pemerintahan yang dipimpinnya. Sejumlah prestasi sudah dicatat, Dunia sudah mengakui Indonesia sebagai negara berpengaruh di kawasan Asia Tenggara. ASEAN sebagai forum resmi negara-negara berkembang, menjadikan Indonesia sebagai NEGARA yang dapat memdiasi pola pendekatan konflik di sebuah negara. SBY tawarkan konsep itu ke negara-negara ASEAN.

    Politik Santun ini pula yang menjadi pijakan Sri Mulyani Indrawati yang bergabung dengan Kabinet SBY berhasil mencatatkan diri sebagai menkeu terbaik di Asia bahkan Dunia. Financial Managing yang Sri Mulyani terapkan berdampak baik bagi perekonimian Negara Indonesia. Indonesia berhasil keluar dari krisis Moneter Tahun 1998 dan krisis tahun 2008.
  
    Apa yang dikemukakan oleh para pengamat politik dan SBY Hater's merupakan klimaks ketidak percayaan diri bahkan ketidakmengertian memahami pengelolaan Negara secara utuh. Dimana Indonesia adalah dimensi yang luas dari sebuah negara yang berdaulat, mereka hanya mengamati sosok pribadi SBY semata, namun mereka tak mau melihat capaian kinerja Pemerintah selama SBY pimpin. Ini yang namanya Opini Subyektif dari persprektif sempit yang hanya mencoba mencari-cari kesalahan tanpa mengekspose keberhasilan seseorang.

    Bagi saya Pemerintahan yang dilakukan oleh SBY merupakan Pemerintahan yang sedang berproses dan memperbaiki era peninggalan bobrok selama 32 tahun rezim otoriter dan Orde Baru berkuasa. Jika dinilai masih ada kekurangan adalah wajar, dan itu artinya harapan pad SBY sangat besar tentunya, dan itu adalah sikap pengakuan terhadap Pemerintah juga.

    SBY dan Politik Santunnya sudah berhasil mengubah bangsa ini dari bangsa yang kerdil menjadi mulai memahami arti Demokrasi yang kadang masih jauh dari sempurna. Tugas kita sebagai rakyat dan pelaku kehidupan di negara Indonesia adalah tetap optimis dan selalu berkarya nyata, ikut berpartisipasi kelola masyarakat dengan cara yang sesuai dengan posisi kita masing-masing.

     Kepada para pengamat dan SBY Hater's...sebaiknya mengedukasi rakyat dengan cara-cara yang santun dan akademis, sehingga demokrasi dimata rakyat akan utuh bukan menjadi jauh lebih carut-marut. Sampaikan optimisme mencintai bangsa ini, bukan memprovokasi agar rakyat membenci terhadap pemimpinnya yang akhirnya melakukan cara-cara bar-bar dan tak elok.
  
     Politik Santun akan menjadikan kita menjelma menjadi Kesantunan berpolitik. Sehingga rakyat ikut mengamini apa yang kita lakukan.

     Bravo Indonesia Bravo Pemerintah Indonesia.....
     Bravo Integritas....Karena Integritas sangat diperlukan oleh semua rakyat Indonesia.
     Salam Integritas.

       

Senin, 18 Juni 2012

Meminjam Istilah "Nabi"

     Ternyata di Indonesia kini sudah marak isu penyeragaman ideologi atas nama Agama tertentu. Ini yeng merupakan akar masalah yang sebenarnya bisa di dialog kan tanpa harus melakukan sindiran satu sama lain. Bahkan terjadi kekerasan atas nama Agama tertetnu.

     Kekerasan dimulai dengan menyebut Golongan Ahmadiyyah adalah Kafir dan harus diperangi dan dibinasakan. kemudian penggusuran Jemaat GKI Yasmin serta pembakaran tempat-tempat Ibadah. Makin jelas negara ini gagal membina kerukunan antar umat beragama dan penganut lainnya.

    Makin kacau lagi banyak budaya kita katanya diklaim orang lain..? hahaha.... yang saya tahu mereka coba lestarikan Budaya itu, aneh ya...kita yang gak peduli sama sekali tiba-tiba peduli. Aneh..aneh....

    Papua membara.....padahal yang rakyat Papua tuntut adalah KEADILAN KESEJAHTERAAN BAGI ALAM DAN RAKYAT TANAH PAPUA. Nah apakah kita sudah memenuhi tuntutan rakyat Papua tersebut..? Aaah Jangan-jangan kita juga sama-sama gak mau peduli, dan baru peduli dan seolah kita ikut merasakan penderitaan rakyat papua. Selama ini kemana kita..? Tidur..?
  
    Indonesia memang mesti punya "Nabi" yang bisa mempersatukan semua potensi Alam, manusia dalam kerangka bernegara. Kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum yang tak begitu jelas memposisikan rakyatnya, akhirnya membuat negeri ini hampir punah.

    4 Pilar Berbangsa dan bernegara ( Pancasila, UUD1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika ) yang digaungkan para pimpinan MPR baru sebatas kerja berdasarkan perintah anggaran dewan itu sendiri. Bagaimana tidak, apa yang telah dilakukan oleh para pimpinan MPR hanya sebatas pergi ke semua tempat hanya untuk mewacanakan 4 Pilar berbangsa dan bernegara itu. Aplikasi dan implementasi dari 4 pilar ini belum dilakukan rakyat.

    "Nabi" disini bagi saya bukan sosok orang, namun sebuah kutur, cara pandang, dan cara berfikir dan bertindak sebuah bangsa. Bagaimana nasib toleransi, keberagaman, keramahtamahan, musyawarah dan keadilan ini berlaku di negara Indonesia yang kita cintai bersama.

    "Nabi" disini lebih tepatnya sosok sebuah prilaku bangsa....yaa Kita mesti meminjam istilah "Nabi" agar bangsa ini keluar dari semua keterpurukan yang ada.

Minggu, 10 Juni 2012

Menjadi Indonesia Dengan Apa Adanya



KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN
     Mampu memberikan yang terbaik untuk Bangsa dan Negara, saat ini banyak cara. Baik di bidang Politik, Hukum, Sosial, Ekonomi dan sebagainya, merupakan sikap dan mental yang kerap kali dipertanyakan, digugat, bahkan dicemooh.

     Partai Serikat Rakyat Independent merupakan wadah politik bagi warga negara yang kerap kali kebingungan, bagaimana caranya berbuat untuk bangsa dan negara yang kita cintai. Apa yang harus dilakukan kita sebagai warga negara yang baik untuk berkiprah untuk bangsanya.

     Memberikan semua jiwa raga.? Harta Benda..?....... Kita harus ubah pradigma itu hanya sebagai slogan belaka. Sikap nyata untuk berikan yang kita bisa adaljah sikap sebenarnya. Tanpa perlu bermulut berbusa tanpa makna.

     Kini bangsa ini membutuhkan orang-orang yang biasa saja, namun mempunyai Integritas, yaitu kesamaan kata dan perbuatan. Dan Partai SRI menawarkan konsep itu. Konsep yang berlandaskan keprihatinan ttg nasib bangsa ini.

     Seperti kita tahu..nergara kita tersandera oleh berbagai kasus korupsi yang merajalela. Partai SRI hadir sebagai solusi bagi masyarakat yang tak terakomodir partisipasinya. Partai SRI terbuka bagi semua lapisan masyarakat. Tak ada sekat dan pembatas, semua terbuka dan menjadi karya nyata.

     Partai SRI ingin menjadikan Indonesia menjadi bangsa apa adanya, yang di isi orang-orang biasa yang selalu menjaga dan mencintai Indonesia dengan apa adanya. Partai SRI hadir dengan penuh kewaspadaan tinggi. Hadir dengan senyuman manis, hadir dengan pelukan hangat untuk mempererat sifat, sikap kita sebagai manusia Indonesia.

     Indonesia butuh kita...butuh anda semua yang mempunyai Integritas tinggi untuk mencintai Indonesia dengan akal sehat dan apa adanya.